Rabu 03 May 2017 11:18 WIB

AS Cabut Larangan Impor Lemon dari Argentina

lemon
lemon

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Industri jeruk Kalifornia, Amerika Serikat (AS), menyampaikan protes pada Selasa (2/5) atas keputusan Pemerintahan Presiden Donald Trump yang kembali mengizinkan masuknya lemon impor dari Argentina. Sejak 16 tahun terakhir pemerintah AS memberlakukan larangan impor lemon dari Argentina.

Departemen Pertanian AS mengatakan pada Senin (1/5) bahwa mereka akan mencabut larangan impor lemon dari barat laut Argentina pada 26 Mei. Keputusan tersebut diambil beberapa hari setelah Presiden Trump mengatakan bahwa dia sedang meninjau kembali posisi pemerintahannya mengenai masalah ini.

"Kami benar-benar buta," kata Joel Nelsen, presiden California Citrus Mutual, sebuah kelompok advokasi industri, seperti dikutip LA Times.

"Mereka hanya bersikap datar mengabaikan kita, dan itu sama sekali tidak bisa diterima," ujarnya menambahkan.

Pada Desember 2016, pemerintahan Presiden Obama mengatakan akan mencabut larangan tersebut. Kebijakan ini diberlakukan setelah adanya keluhan dari produsen di Kalifornia bahwa lemon Argentina membawa penyakit.

"Kami tidak setuju dengan pemerintahan Obama, tapi peraturan ini sekarang termasuk dalam kewenangan pemerintahan Trump dan diloloskan sesuai prioritas pemerintah, yaitu melindungi pertanian dalam negeri, bisnis AS dan pekerjaan AS," kata Nelsen.

Dia juga mengatakan bahwa masih ada pertanyaan serius tentang bahaya yang ditimbulkan oleh hama yang bisa menimpa buah Argentina dan merusak perkebunan di AS.

Petani Argentina mengatakan bahwa mereka mematuhi semua peraturan AS dan menolak adanya masalah sanitasi dengan buah mereka. "Kami melihat ini sebagai pencapaian lebih dari 15 tahun untuk membuktikan kondisi fitosanitasi dan kelangsungan hidup mereka," kata Jose Carbonell, presiden Federasi Jeruk Argentina.

"Ini adalah awal dari sebuah bab dimana kita harus mendapatkan ruang di pasar ini. Kami yakin karena AS memproduksi lebih sedikit dan mengkonsumsi lebih banyak lemon," tutur Carbonell.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement