REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat jumlah buruh atau angkatan kerja di Pulau Dewata Februari 2017 meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu. Kenaikannya mencapai 86.638 orang, dari 2,382 juta buruh tahun lalu menjadi 2,469 juta buruh tahun ini.
"Tingkat pengangguran terbuka di Bali juga turun dari 2,12 persen menjadi 1,28 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho, Selasa (9/5).
Jumlah penduduk bekerja di Bali mencapai 2,437 juta orang pada Februari 2017, meningkat dibandingkan 2,332 juta orang pada Februari 2016. Adi mengatakan empat sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi adalah industri, konstruksi, jasa kemasyarakatan, dan perdagangan.
"Masing-masingnya meningkat 17,95 persen, 15,22 persen, 7,73 persen, dan 5,92 persen," kata Adi.
Jumlah tenaga kerja yang menurun terdapat di sektor lainnya, yaitu pertanian, transportasi, keuangan, dan lainnya, seperti pertambangan dan penggalian. Masing-masingnya menurun 8,63 persen, 8,33 persen, 1,85 persen, dan 3,14 persen.
Jumlah penduduk Bali yang bekerja di sektor formal pada Februari 2017 sebesar 47,61 persen, sementara sisanya di sektor informal. Sektor formal berstatus sebagai buruh, karyawan, pegawai, sementara informal didominasi buruh tidak tetap, buruh berusaha sendiri, dan pekerja keluarga atau pekerja yang tak dibayar.