REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan masalah tentang ketersediaan listrik di daerah akan diatasi dengan percepatan pembangunan sejumlah pembangkit.
Presiden menyatakan telah memerintahkan Menteri ESDM, Menteri BUMN, dan Dirut PLN untuk secepatnya menyelesaikan kekurangan-kekurangan yang sudah sangat mendesak di daerah-daerah.
"Terutama di kawasan Indonesia Timur, utamanya lagi di tanah Papua," kata Presiden saat peletakan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) MPP Jayapura 50 MW di Distrik Muara Tani, Kota Jayapura, Selasa (9/5).
Menurut Presiden, permasalahan kurangnya pasokan listrik yang banyak dikeluhkan masyarakat di daerah saat kunjungan kerja menjadi persoalan mendesak untuk diselesaikan. Khusus di wilayah Papua, pembangunan infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu persiapan pemerintah dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan diselenggarakan di provinsi itu pada 2020.
Selain infrastruktur kelistrikan, Jokowi mengatakan infrastruktur pendukung lain seperti venue penyelenggaraan pertandingan juga tengah dibangun oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan sebagian oleh pemerintah pusat. "Tetapi sudah dihitung bahwa listriknya masih kurang. Oleh sebab itu, apa yang akan kita resmikan dan bangun ini juga salah satu persiapan untuk menyambut PON 2020," jelas Presiden.
Menurut data yang diterima oleh Kepala Negara, jumlah pasokan listrik di Papua dan Papua Barat saat ini sebesar 280 MW. Sementara pada 2019, pemerintah menargetkan jumlah pasokan listrik sebesar 730 MW dapat mengalir di Papua.
"Sudah lebih dari dua kali lipat. Kita harapkan sudah tidak ada kekurangan listrik lagi di sini," ucapnya.