Jumat 12 May 2017 08:17 WIB

'Ajax Datang ke Final Liga Europa untuk Menang’

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Andri Saubani
Para pemain Ajax Amsterdam merayakan kelolosan mereka ke babak final Liga Europa setelah laga melawan Olympique Lyon di Lyon, Prancis, Jumat (12/5) dini hari WIB. Ajax menang agregat 5-4.
Foto: EPA/Guillaume Horcajuelo
Para pemain Ajax Amsterdam merayakan kelolosan mereka ke babak final Liga Europa setelah laga melawan Olympique Lyon di Lyon, Prancis, Jumat (12/5) dini hari WIB. Ajax menang agregat 5-4.

REPUBLIKA.CO.ID, LYON – Ajax Amsterdam berhasil melangkah ke partai final Liga Europa usai mengalahkan tuan rumah Olympique Lyon dengan agregat skor akhir 5-4. Atas hasil itu, pelatih de Godenzonen, Peter Bosz menegaskan, bahwa timnya bermain di final untuk menang.

Dalam semifinal kedua di Stadion Parc Olympique Lyonnais, Jumat (12/5) gol Kasper Dolberg pada menit ke-27 menjadi penentu lolosnya wakil asal Belanda itu ke partai pamungkas. Sementara, tiga gol Lyon yang dicetak Alexandre Lacazette (dua gol) dan Rachid Ghezzal menjadi tak berguna.

Enam menit menjelang pertandingan usai tim tamu kehilangan satu pemainnya Nick Viergever lantaran diusir wasit karena mendapat kartu kuning kedua. Tetapi, dalam waktu tersisa Les Gones gagal menambah gol.

Ajax pun lolos untuk menantang Manchester United pada partai final di Stadion Friend Arena, Solna, Swedia, pada 24 Mei mendatang. “Setelah dua pertandingan kami memang layak lolos. Perasaan saya luar biasa. Saya senang karena Manchester United yang akan menjadi lawan kami sebab mereka adalah lawan yang hebat," ungkap mantan pelatih Vitesse dan Maccabi Tel Aviv kepada RTL dilansir ESPN, Jumat (12/5).

Baca juga, Final Liga Europa: Manchester United Vs Ajax Amsterdam.

Lebih lanjut, Peter Bosz menilai, bahwa timnya harus bisa mencipatakan sejarah pada laga final Liga Europa, "Kini kita akan lihat apakah kami bisa benar-benar bisa membuat sejarah. Bermain di final tentu bagus namun di final kami bermain untuk menang!," tegas pria yang sempat bermain bersama Feyenoord.

Bosz mengakui, faktor keberuntungan ikut berperan dalam lolosnya mereka ke partai pamungkas. Setelah unggul, gawang Andre Onana tiga kali dibobol Lyon. Jika kebobolan satu gol laga maka pertandingan harus dilanjutkan dengan babak tambahan waktu. "Jantung saya berdegup kencang," jeals pelatih 53 tahun itu. "Kami membuat pertandingan ini menjadi sulit karena kami sebenarnya bermain bagus pada babak pertama."

Lacazette membuat Lyon bangkit lewat dua gol dalam jangka waktu satu menit. Tuan rumah mendapat penalti pada menit ke-45 setelah Matthijs de Ligt menjatuhkan Alexandre Lacazette di kotak terlarang. Lacazette berhasil melaksanakan tugasnya dari titik putih.

Tak berapa lama, hanya beberapa detik sebelum jeda, pemain Timnas Prancis ini kembali menjebol gawang Onana. "Dua menit sebelum istirahat semuanya menjadi tak benar. Saya bilang kepada pemain, jangan panik. Namun pada babak kedua permainan menjadi berbeda. Keyakinan Lyon membuat kami berada dalam kesulitan. Namun dalam dua pertandingan ini kami memang lebih baik meski kami tetap mendapat keberuntungan pada akhirnya. Namun ini sudah selesai dan ini sangat spesial."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement