Sabtu 13 May 2017 10:47 WIB

AS Jual Paket Senjata Senilai 100 Miliar Dolar kepada Arab Saudi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Militer Arab Saudi (Ilustrasi)
Militer Arab Saudi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat senior Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) hampir menyelesaikan serangkaian transaksi penjualan paket senjata senilai lebih dari 100 miliar dolar kepada Arab Saudi. Transaksi itu berlangsung menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi yang rencananya dilakukan pada 19 Mei mendatang.

Pejabat Gedung Putih mengungkapkan karena masih ada serangkaian transaksi penjualan lainjya yang belum disepakati, nilai kerja sama paket senjata militer ini kemungkinan bisa mencapai 300 miliar dolar. Paket senjata itu dimaksudkan untuk membantu Arab Saudi meningkatkan kemampuan pertahanannya.

"Kami berada di tahap akhir dari serangkaian transaksi ini (paket senjata)," kata pejabat senior Gedung Putih.

Adapun paket tersebut akan mencakup, senjata, kapal, pertahanan rudal udara dan keamanan maritim, dan beberapa perangkat lainnya. "Kita akan melihat komitmen yang sangat substansial. Dalam banyak hal, ini dimaksudkan untuk membangun kemampuan (pertahanan) untuk menghadapi ancaman yang mereka hadapi," ungkap pejabat Gedung Putih tersebut.

AS memang telah menjadi pemasok utama untuk sebagian besar kebutuhan militer Arab Saudi. Mulai dari jet tempur F-15 hingga sistem komando dan kontrol bernilai puluhan miliar dolar dalam beberapa tahun terakhir.

Kesepakan terbaru penjualan paket senjata bernilai ratusan dolar disebut akan sangat membantu perekonomian AS. "Ini baik untuk ekonomi AS, tapi juga akan baik dalam hal membangun kemampuan yang sesuai dengan tantangan di kawasan ini," ujar pejabat Gedung Putih.

Trump dijadwalkan akan mengunjungi Arab Saudi pada 19 Mei mendatang. Arab Saudi merupakan pemberhentian pertama dari perjalanan internasionalnya. Di sana, Trump akan membahas dan mendiskusikan beberapa hal dengan para pejabat Arab Saudi. Di antaranya tentang ancaman ISIS, perang di Yaman, dan ancaman rudal balistik serta pelayaran maritik di Laut Merah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Hujurat ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement