REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Kepala Departemen Arab di Sekolah Islam Harare, Syeikh Shaibu Asali melihat, masyarakat Zimbabwe semakin mengerti tentang Islam. Efeknya, masyarakat semakin menerima ajaran tersebut.
"Walau proporsinya tidak terlalu mengesankan, ini sangat sesuai di negara yang secara ketat menganut agama Kristen dan kepercayaan agama tradisional Afrika," kata Asali seperti dilansir Bulawayo 24, Senin (15/5).
Asali mengatakan, pertumbuhan Islam di Zimbabwe merupakan hasil dialog antar agama, dan UU Zimbabwe 2013 yang sesuai dengan plasitas sosial. Kepada The Sunday Mail Society, dia menuturkan, dari 15 juta warga tiga persennya Muslim.
Asali mengingat, di masa lalu, Islam cuma dipraktikkan secara terpisah, tapi mulai mengambil sikap dalam beberapa tahun terakhir. Lewat pemuda yang berpendidikan lebih tinggi, Islam semakin tersebar dengan cepat.
Ketersediaan literatur Muslim kepada masyarakat setempat jadi alasan lain Islam bersinar. Selain itu, ketersediaan beasiswa pendidikan ke negara-negara Islam telah hasilkan lebih banyak mualaf di Zimbabwe.
"Ada 13 kedutaan negara Islam di Zimbabwe yang menawarkan beasiswa kepada kaum muda untuk belajar di negara-negara di mana Islam merupakan mayoritas," ujar Asali.
Konstitusi Zimbabwe 2013 telah mempermudah penyebaran Islam, termasuk di daerah pedesaan tempat Islam mendapat label alien. Internet banyak membantu orang-orang mendapat informasi, meneliti dan memahami Islam.
"Ada lebih dari 20 masjid di Harare, delapan di Bulawayo, dan beberapa lainnya di sejumlah daerah Zimbabwe, Organisasi Islam juga masuki pendidikan lokal seperti yang baru-baru ini yaitu dibukanya New Hope Center," kata Asali.