REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Jumlah Muslim di Zimbabwe hanya mewakili 0,7 persen dari total populasi. Namun, mereka berada di garis depan kegiatan sukarela, seperti menyumbangkan uang untuk amal dan membantu anak yatim piatu yang kehilangan tempat tinggal.
“Beberapa Muslim datang menyelamatkan kami, bahkan ketika kami tinggal di rumah yang belum selesai. Kami sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan dukungan itu," kata salah satu penerima manfaat, Nelia, dikutip di Anadolu Agency, Ahad (14/11).
Nelia tinggal berdua bersama saudara laki-lakinya, Davison Chambati, sejak orang tua mereka meninggal lima tahun lalu. Ia kini memiliki pekerjaan menjahit, sementara adiknya juga diberikan pekerjaan tersendiri.
Bertepatan dengan Hari Kebaikan Dunia, mereka mengatakan sudah menjadi pemandangan umum melihat anggota komunitas Muslim membantu orang miskin di ibu kota Harare. Penerima manfaat lainnya, Chambati, sempat putus sekolah karena tidak mampu membayar biayanya. Kini, ia bisa kembali melanjutkan studinya, sementara saudara perempuannya telah menjadi penjahit yang berkualitas.
Razia Karawley, seperti kebanyakan Muslim lainnya, tidak menjalankan kelompok amal yang terorganisir. Tetapi, ia telah membantu orang-orang dalam kapasitas individual.
“Saya tidak menjalankan badan amal apa pun saat membantu beberapa orang. Saya hanyalah seseorang yang mengumpulkan barang-barang dari orang-orang di komunitas dan meneruskannya ke badan amal tertentu yang meminta bantuan saya,” kata Karawley.
Menurut perkiraan, Muslim di negara ini berjumlah sekitar 120 ribu dari total 12,7 juta penduduk. Mereka terutama berasal dari migran Asia Selatan, penduduk asli Zimbabwe, dan migran dari negara-negara Afrika lainnya.
Zakat, salah satu bentuk sedekah, adalah kewajiban agama bagi umat Islam. Mengingat hal ini, sejumlah organisasi amal telah muncul di negara Afrika selatan itu.
“Masyarakat Muslim berada di puncak dalam melakukan amal karena kita mengikuti teladan Nabi Muhammad. Beliau mengajarkan iman yang sebenarnya muncul dengan mencintai dan menolong orang lain," kata salah satu pengurus Zimbabwe National Zakat Fund, Henry Balakazi.
Perwakilan Liga Muslim Dunia dan direktur hubungan internasional lokal dengan Yayasan Dar al Salaam, Yusufu Binali, juga terlibat dalam kegiatan mendistribusikan sembako kepada masyarakat miskin. “Kami membagikan sembako kepada masyarakat tertentu untuk meringankan biaya hidup dan kelaparan yang tinggi. Kami juga mengasuh anak-anak yatim dan dhuafa, membayar uang sekolah, membeli pakaian, dan memberikan tunjangan bulanan setiap triwulan atau sepanjang tahun,” ujarnya.
Banyak wanita Muslim di bawah bendera Jaringan Inisiatif Wanita Islam (IWIN) berupaya membantu keluarga yang dikepalai oleh ibu tunggal yang menganggur. Zarita Mahomed dari IWIN mengatakan saat ini mereka mendukung lebih dari 114 perempuan seperti itu.
“Kami telah membantu membangun rumah, membangun masjid. Kami memiliki dapur umum sementara dan bertujuan membangun klinik bekerja sama dengan Asosiasi Medis Islam Zimbabwe," ucap dia.
https://www.aa.com.tr/en/africa/muslim-charities-at-forefront-in-helping-poor-in-zimbabwe/2419863