Selasa 16 May 2017 16:56 WIB

Harga Telur dan Ayam Mulai Merangkak Naik

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
 Pekerja mensortir telur ayam untuk dikirim ke warung-warung di agen penjualan telur
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mensortir telur ayam untuk dikirim ke warung-warung di agen penjualan telur

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah instansi pada Pemerintah Kota Tasikmalaya mengadakan sidak ke pasar utama Cikurubuk dan minimarket pada Selasa (16/5). Hasilnya, harga pangan relatif berada di kondisi stabil.

Sidak yang dipimpin oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) ini hanya menemukan sedikit bahan pangan yang mengalami kenaikan. Kebutuhan pokok seperti beras, bawang merah atau sayuran masih berada di kisaran harga normal. Adapun salah satu komponen yang mengalami kenaikan yaitu telur. 

Harga telur terus merangkak naik jelang Ramadhan. Dari pantauan, harga telur per kilogram kini ada di kisaran Rp 21 ribu. Padahal pekan lalu harganya masih Rp 16 ribu. Naiknya harga telur ini pun sebenarnya juga mengagetkan pedagang.

"Padahal permintaan biasa saja tapi harganya terus naik, saya juga heran, ini naiknya dari pemasok," kata salah seorang epdagan telur, Tuti Lastri.

Selain telur, harga ayam juga ikut membuat konsumen merogoh kocek lebih dalam. Harga ayam telah menyentuh angka Rp 34 ribu dari Rp 30 ribu sekitar pekan lalu. Lagi-lagi, kenaikan ini ikut memicu kebingungan pedagang ayam. Salah satu pedagang, Tatang mengatakan pasokan ayamnya tak mengalami kendala dari segi distribusi. Pembelian pun juga tak mengalami kenaikan berarti dari konsumen. Tetapi, harga ayam sudah naik dari pemasoknya.

"Ini lihat saja stok ayam saya masih banyak berarti sebenarnya tak terganggu, tapi kok harganya bisa naik, saya juga heran," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Ketersediaan dan Distribusi DKP, Enung Nurteti memastikan stok kebutuhan pokok masih aman. Jika ada kekurangan pun, maka bisa diambil dari luar wilayah Kota Tasik. Ia menjanjikan sidak akan dilakukan secara kontinu selama Ramadhan.

"Stok masih aman, beras stabil. Kalau ada kurang nanti ambil dari luar sisanya karena daerah kami ini buka pertanian jadi lahannya terbatas, cuma bisa optimalkan yang ada. Kami nanti akan terus monitor harga," jelasnya.

Mengenai potensi adanya kecurangan dari pemasok, menurutnya bisa saja terjadi. Namun ia menilai kenaikan lebih terjadi karena lonjakan permintaan. Apalagi pada lebaran nanti, Tasik akan menjadi salah satu destinasi warganya pulang kampung. "Kenaikan karena permintaan melonjak kalau lebaran pada pulang kampung. Apalagi Tasik ini banyak ragam kuliner," sebutnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement