Ahad 28 May 2017 19:25 WIB

Pedagang Pabukoan Jangan Gunakan Zat Berbahaya

Iftar (ilustrasi)
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Iftar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH, SUMBAR -- Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), mengingatkan pedagang pabukoan atau sajian berbuka puasa agar jangan menggunakan zat berbahaya dalam jualannya.

Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh, Benni Warlis di Payakumbuh, Sabtu (28/5), mengatakan pihaknya mengingatkan pedagang tidak menggunakan zat berbahaya berupa pewarna, formalin, boraks atau bahan lainnya yang dapat membahayakan bagi pengonsumsinya.

Hal itu disampaikannya usai meresmikan sekaligus meninjau pasar pabukoan di daerah itu yang bertempat di Jalan Sutan Usman Payakumbuh.

Ia menambahkan pihaknya akan mengandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumbar untuk melakukan pengawasan dan pengecekan sampel sejumlah menu makanan maupun minuman di kota itu. "Jadi kami akan kerjasamakan dengan BBPOM. Dalam waktu dekat mereka akan datang untuk melakukan pengecekan," lanjutnya.

Pengecekan atau uji sampel berbagai menu berbuka tersebut lansung dilakukan di Lokasi Pasar Pabukoan Kota Payakumbuh. Pihak BBPOM tersebut nantinya akan didampingi tim dari Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh.

Tim nantinya akan melakukan pengambilan sampel pada makanan-makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya seperti cendol, atau makanan yang menggunakan pewarna, aneka bakso, dan jenis makanan lainnya.

Ketika ada ditemukan menu berbuka atau iftar, maka pedagangnya akan lansung diberikan peringatan.

Pihaknya berharap dengan adanya pengawasan yang ketat itu, menu berbuka yang akan dikonsumsi masyarakat dapat dijamin sehat serta aman dari zat-zat membahayakan.

Terakhir, masyarakat juga harus teliti dalam memilih menu berbuka yang sehat, bersih, dan memenuhi standard kesehatan.

Kepala BBPOM Sumbar, Zulkifli mengingatkan masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai sajian berbuka puasa atau takjil yang berwarna mencolok agar terhindar dari makanan mengadung bahan pangan berbahaya.

Menurutnya konsumen harus jeli dalam memilih sajian berbuka puasa, karena selama ini sering ditemukan iftar yang mengandung bahan berbahaya seperti Boraks dan Rhodamin B. "Terutama makanan yang berwarna mencolok," sebutnya.

Ia mengatakan makanan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya itu, diantaranya cendol seperti cendol delima mengandung zat pewarna Rhodamin B, kemudian rumput laut pada tahun sebelumnya ditemukan mengandung boraks.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement