Senin 29 May 2017 15:08 WIB

AS Gunakan Taktik Pemusnahan untuk ISIS

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan baru AS James Mattis saat tiba di Pentagon, Washington, Sabtu, 21 Januari 2017.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan baru AS James Mattis saat tiba di Pentagon, Washington, Sabtu, 21 Januari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, ARLINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis mengatakan pasukan militer negaranya saat ini telah memasuki fase terbaru dalam melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurutnya, saat ini sedang dilakukan sebuah strategi baru dalam menghadapi kelompok militan itu yang disebut sebagai taktik pembasmian atau pemusnahan.

Pria yang dikenal dengan julukan Mad Dog itu juga mengatakan strategi ini akan membuat musuh terkepung dan tidak dapat melarikan diri. Mattis menuturkan selama ini ISIS dapat terus berkembang ke berbagai negara di luar Irak dan Suriah yang tentu membahayakan keamanan dunia.

"Tujuan kami adalah agar para anggota ISIS tidak dapat bertahan dalam perang dan tidak dapat pergi ke manapun seperti Afrika Utara, Eropa, Amerika, Asia, dan lainnya kami tidak akan membiarkan mereka," ujar Mattis dilansir Times, Senin (29/5).

Dapat disimpulkan, kemungkinan Mattis membuat pasukan militer AS tidak secara langsung bertempur dengan ISIS. Namun, para anggota kelompok teroris itu akan dibuat agar mereka terjebak di satu titik hingga kemudian serangan dapat dilakukan dengan apa yang disebut oleh purnawirawan jenderal itu sebagai pembasmian atau pemusnahan.

Sementara itu, Mattis juga menanggapi kematian warga sipil yang meningkat seiring dengan pertempuran melawan ISIS, salah satunya di Mosul, Irak. Menurutnya, hal itu tidak selalu terjadi saat serangan dari pasukan koalisi AS, tetapi besar kemungkinan terjadi ledakan dari amunisi senjata yang disimpan kelompok itu di lingkungan perumahan warga.

Memberantas ISIS merupakan salah satu janji utama Presiden AS Donald Trump di masa kampanye pemilu 2016 lalu. Ia pernah mengatakan militer Negeri Paman Sam akan mengubah strategi guna menghancurkan kelompok tersebut.

Pentagon sebelumnya merekomendasikan sejumlah penyesuaian strategi untuk mengintensifkan perang melawan ISIS. Salah satunya adalah aturan agar keterlibatan angkatan bersenjata AS secara langsung menjadi lebih longgar, tetapi tetap meningkatkan dukungan bagi pasukan darat lokal di Irak dan Suriah.

Selain itu, Pentagon juga dapat memberi saran dalam menempatkan penasihat militer AS untuk mengatur strategi pertempuran di Irak dan Suriah. Saat ini, penasihat diminta untuk tidak mengekspos diri dan umumnya berada jauh dari lokasi perang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement