REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam di Austria memiliki sejarah panjang, sejak 1525 ketika sultan Ottoman berperang dengan kekaisaran Austria. Meskipun Ottoman gagal menduduki Austria, Islam telah memengaruhi budaya Austria dan banyak warga Austria memeluk agama ini.
Tidak sedikit Muslim bermigrasi ke Austria terutama dari Turki dan negara Eropa Timur. Migran meningkat setelah adanya Konferensi Berlin 1878 sehingga populasi Islam berasimilasi ke Kaisaran Austria Hongaria. Mereka pun disambut hangat dan mendapatkan kebebasan beragama.
Setelah Perang Dunia II, imigran Muslim kembali datang, mereka menjadi buruh membantu merekonstruksi negara. Setelah 1964 pekerja Muslim datang dari Turki, Bosnia, Herzegovina, Pakistan, dan Serbia serta negara Arab.
Selain pekerja, banyak pelajar dari negara Muslim yang berkuliah di kampus-kampus di Austria. Selama 1970-an imigran meningkat karena adanya ledakan ekonomi.
Gelombang terakhir imigran Muslim datang pada awal 1990 dari Yugoslavia. Saat ini berdasarkan survei terakhir 2001 Muslim tetap menjadi warga minoritas. Hanya sekitar 4,22 persen atau 338.988 Muslim dari 8 juta penduduk Austria.
Jumlah ini meningkat sejak survei terakhir 1971 yang hanya berjumlah 0,3 persen dari penduduk Austria atau sekitar 158.776 Muslim. Meskipun banyak imigran Muslim yang datang, bukan berarti tidak ada penduduk lokal yang beragama Islam. Sebanyak 96.052 Muslim berasal dari warga Austria asli.