REPUBLIKA.CO.ID, PUTUSSIBAU -- Jajaran Polres Kapuas Hulu menemukan 47 kasus prostitusi selama pelaksanaan Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) dalam rangka cipta kondisi pada Bulan Ramadan menjelang Hari Raya Idul Fitri di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Target operasi pekat yaitu perjudian, narkoba, miras, prostitusi, petasan dan premanisme," kata Kapolres Kapuas Hulu AKBP Imam Riyadi ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu, Rabu.
Ia menjelaskan selama operasi Pekat sudah 89 target operasi terdiri dari perjudian dua kasus, narkoba satu kasus, minuman keras 13 kasus, prostitusi 47 kasus, petasan 17 kasus dan premanisme sembilan kasus.
"Prostitusi memang cukup tinggi selama kita temui selama operasi Pekat untuk wilayah Kapuas Hulu," tutur Imam.
Imam menyatakan penyebab meningkatnya prostitusi tersebut karena faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan yang rendah. Ia menegaskan untuk penertiban tempat - tempat prostitusi perlu dilakukan koordinasi dengan pemerintah setempat seperti Dinas Sosial, sehingga ada solusi dalam penertiban tersebut.
Untuk mengatasi persoalan penyakit masyarakat itu, ia akan meningkatkan patroli, razia tempat-tempat hiburan malam, kos-kosan serta sejumlah tempat rawan lainnya.
Imam menjelaskan dalam operasi Pekat beberapa yang terjaring diberikan tindakan pidana ringan (tipiring), kecuali kasus narkoba, judi dan pembuat minuman keras.
Ia mengatakan cipta kondusif di wilayah Kapuas Hulu akan terus ditingkatkan apalagi menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri. "Yang jelas kita harus jaga dan pelihara terus keharmonisan dan ketertiban di masyarakat," imbau Imam.*