REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepolisian Iran menahan lima orang tersangka yang meneror dan menyerang kompleks parlemen Iran serta makam Ayatollah Ruhollah Khomeini di Teheran, Rabu (7/6). Serangan tersebut menyebabkan 13 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka.
"Setelah serangan di makam Ayatollah Khomeini, lima tersangka ditangkap oleh polisi. Saat ini mereka sedang diselidiki," ungkap Kepala Kepolisian Teheran Hossein Sajedinia, seperti dilaporkan laman Al Araby.
Wakil Kepala Dinas Intelijen Pengawal Iran, Mohammad Hossein Nejat, mengungkapkan pelaku yang menyerang gedung parlemen Iran berusia antara 20 dan 25 tahun. "Mereka pergi ke (gedung) parlemen sebagai pengunjung. Penjaga (keamanan) curiga terhadap tas mereka. Ketika para penjaga ingin menggeledah mereka, tembakan dimulai dan pelaku membunuh petugas keamanan," kata Nejat.
Ia mengatakan para pelaku, berdasarkan video yang dirilis ISIS, berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Namun belum diketahui tentang kewarganegaraan para pelaku.
Serangan di parlemen Iran dan makam Ayatollah Khomeini menyebabkan 13 orang tewas dan sekitar 40 lainnya cedera. ISIS mengklaim menjadi dalang aksi teror tersebut. Namun belakangan Iran justru menuding Arab Saudi sebagai otak di balik serangan itu.
Baca: Penyerang Komplek Parlemen Diyakini Warga Iran Gabung ISIS