REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dianugerasi gelar kehormatan oleh Kesultanan Tidore. Anugerah itu diberikan saat kunjungan Panglima ke Kepulauan di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
"Dalam kunjungan ke Tikep, Panglima TNI dilaksanakan penganugerahan gelar kehormatan Kesultanan Tidore sebagai Kapita Malamo Nyili Gulu-Gulu Kesultanan Tidore yang berarti Panglima Perang Besar di Wilayah Jauh Kesultanan Tidore," kata Sultan Tidore, Husen Sjah di Tidore, Kamis.
Penganugerahan gelar kehormatan itu dilakukan oleh Sultan Tidore dengan pemasangan penutup kepala dan jubah kebesaran. Sultan Tidore menyampaikan, menjadi suatu kehormatan menerima kunjungan Panglima TNI beserta rombongan selama dua hari.
Sehingga Kesultanan Tidore dan seluruh masyarakat adat saat ini hingga masa yang akan datang akan tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah mencatat kesultanan Tidore turut serta berjuang dalam mengusir penjajah bahkan hingga operasi pembebasan Irian Barat.
"Tidore menjadi ibu kota Irian Barat dan pejabat gubernur dijabat oleh Sultan Zainal Abidin Sjah. Oleh karenanya kami sampaikan tidak perlu meragukan kesetiaan masyarakat Kesultanan Tidore khususnya dan umumnya Kesultanan Moloku Kie Raha pada umumnya kepada NKRI," katanya.
Pada kesempatan tersebut Sultan menitipkan pesan untuk disampaikan kepada pemerintah pusat supaya mempertimbangkan adanya perhatian khusus kepada Provinsi Moloku Kie Raha sehingga dapat ditetapkan sebagai daerah otonomi khusus seperti halnya di Yogyakarta dan di Aceh.
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan rasa bangga atas penganugerahan gelar kehormatan itu.
Kesultanan Tidore dan Ternate jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk, merupakan salah satu pusat perdagangan rempah dan memiliki kekuatan armada perang yang terbukti mampu mengusir kolonial hingga akhirnya bergabung ke dalam NKRI.