REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER--Manchester United (MU) mendapatkan buruan pertama mereka pada bursa musim panas Eropa tahun ini. Pemain muda asal Swedia yang lama memperkuat klub Liga Super Portugal, Benfica, Victor Lindelof dibeli dengan harga 30,7 juta pound (sekitar Rp 520 miliar).
Siapakah sosok penuh tato ini hingga United rela merogoh mahar hingga setengah triliun rupiah?. Berikut profil singkat Lindelof seperti dinukil dari Sky Sports, Ahad (11/6).
Karier :
Lindelof memulai kariernya sebagai bek tengah di klub asal Swedia yang bermain di kasta terendah, Vasteras SK. Bakatnya terendus oleh Benfica yang membelinya Desember 2011 silam.
Saat itu, Lindelof yang masih berusia 17 tahun terus mengasah kemampuan di tim Banfica cadangan hingga akhirnya mendapat kesempatan menembus tim Inti dua tahun berselang. Sejak saat itu, Lindelof masih harus kembali bersabar hingga kesempatan emas benar-benar datang pada pertengahan musim 2015/2016.
Ketika itu, Lindelof sukses merebut perhatian jajaran pelatih Benfica di tengah badai cedera yang menimpa tim senior. Mulai periode tersebut, Lindelof jadi pengisi utama posisi bek tengah Benfica.
Penampilan apiknya membawa dia dilirik oleh timnas. Usai sukses memberikan titel juara untuk Swedia junior pada ajang Piala Eropa U-21 2015, Lindelof menjalani debut di timnas senior pada Piala Eropa 2016. Ia tampil di semua laga penyisihan grup.
Pada Januari 2017, Lindelof nyaris merapat ke Old Trafford. Tapi, Benfica memilih untuk menahan pemainnya tersebut. Dalam perjalanannya hingga musim selesai, Lindelof jadi bagian utama keberhasilan Benfica meraih gelar ganda, trofi Liga Super Portugal dan Piala Liga.
Gaya permainan :
Lindelof punya gaya tradisional dalam bertahan. Dengan tinggi tubuh 1,87 meter, Lindelof punya lompatan tinggi, lari yang kencang dan kemampuan mobilitas serta teknik di atas rata-rata. Tak heran, beberapa kali Lindelof juga kerap bermain sebagai bek kanan.
Mengingat Mourinho adalah seorang maestro dalam membentuk formasi rantai bertahan, Lindelof diyakini punya kemampuan yang bisa memenuhi ekspektasi pelatih asal Portugal itu.
Trivia:
Lindelof memang masih muda, 22 tahun, namun di Portugal ia sudah punya julukan, yakni the 'Iceman'. Julukannya ini merujuk kepada sikap dingin Lindelof terhadap semua tekanan yang datang. Lindelof mampu bermain tenang meski tensi laga sangat tinggi.