REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangkan peta dakwah Muhammadiyah, sejatinya dapat memanfaatkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTM/PTA). Dari KKN itu dapat dibuat data etnografi yang dilanjutkan dengan filing (penyimpanan file).
Hal tersebut mengemuka dalam workshop Pengembangkan Peta Dakwah Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiah (PTM/PTA) yang diselenggarakan Majelis Diktilibang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta, sejak Rabu – Kamis (14-15/6).
Seperti dikatakan Sjafri Sairin dari Majelis Diktilibang PP Muhammadiyah, selama ini program KKN lebih banyak mengedepankan persepsi, bukan data etnografi. “Ada persepsi yang harus diluruskan. Selama ini, kita belum punya budaya menulis dan menyimpan dengan baik. Kita itu malu kalau tidak baru. Kalau ada orang mengurus arsip masih dianggap tidak penting dan kuno, padahal itu pandangan yang sangat materialistik,” ujarnya, saat menyampaikan materi terkait Penelitian Etnografi dan Pengembangan Peta Dakwah.
Terkait hal tersebut, menurut Guru Besar Antropologi UGM Yogyakarta itu, bangsa Jepang bisa menjadi contoh karena mereka masih memiliki data abad ke-7 dengan lengkap. Ia menegaskan sudah seharusnya beralih dari mental pemalas dan materialistik menjadi orang yang mau membangun budaya menulis, menyimpan, dan meneliti.
Maka itu, ia berharap dengan program KKN tersebut dapat menjadi ujung tombak untuk melaporkan profil komunitas. “Muhammadiyah harus punya file KKN etnografi dalam bentuk basic data, yang kemudian dapat menyambut masyarakat yang berkemajuan,” jelasnya, dalam laman muhammadiyah.or.id
Lebih lanjut Sjafri juga menyampaikan hakekat program KKN. Pertama yaitu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat yang dijadikan subjek kegiatan KKN. sehingga dapat menumbuhkan pemahaman yang mendalam (verstehen) terhadap kehidupan masyarakat.
Kedua, belajar untuk mengembangkan sikap empati melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Dan ketiga, bagi PTM dan PTA sendiri, KKN menjadi sarana untuk lebih memperkenalkan kehadirannya pada masyarakat, dengan harapan popularitas PTM/PTA menjadi lebih meningkat.
Sjafri berkeyakinan kehadiran peta dakwah akan dapat tersedia laporan tentang profil singkat di daerah kegiatan KKN tersebut dilakukan. Dengan adanya gagasan peta dakwah melalui program KKN, Muhammadiyah akan diuntungkan.
“Bagi kepentingan Muhammadiyah, laporan itu akan sangat berguna dalam perencanaan dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.