Jumat 16 Jun 2017 03:23 WIB

Ini Dampak Repositioning Market Bagi BATA

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di pabrik sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/5).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di pabrik sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen sekaligus peritel PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencatatkan penjualan bersih pada 2016 sebesar Rp 999,8 miliar. Angka itu lebih rendah dari realisasi pada periode sama pada 2015 yang mencapai Rp 1,028 triliun (97 persen).  

Akan tetapi, perusahaan justru mencatatkan laba yang lebih besar sepanjang 2016, yaitu sekitar Rp 42,231 miliar. Naik 330 persen dari laba tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp 12,779 miliar. Hal ini terjadi lantaran beberapa hal. Antara lain, strategi perusahaan yang melakukan repositioning market.

"Kami melakukan repositioning market. Awalnya jual produk dengan nilai rendah dengan volume tinggi. Kini, kami coba tingkatkan value-nya, namun volumenya rendah," kata Direktur Keuangan PT Sepatu Bata Tbk, Piyush Gupta dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (15/6).

Sampai dengan kuartal I 2017, emiten berkode BATA ini hanya meraih pertumbuhan pendapatan sebesar satu persen dari Rp 198 miliar menjadi Rp 200 miliar secara year on year (yoy). Akan tetapi, laba bersih terkerek naik empat kali lipat menjadi Rp 2,3 miliar yoy.