REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum DPP Hanura Oesman Sapto Odang (OSO) mengenang kondisi masa kecilnya yang suram dan sulit saat tinggal di daerah pesisir di Palopo, Sulawesi Selatan.
Kenangan itu disampaikan Oesman Sapta di sela acara buka puasa bersama anak yatim yang diselenggarakan DPP Partai Hanura di Jakarta, Jumat (16/6). "Saya dulu sama seperti kalian. Saya dilahirkan di pinggir laut sebagai anak miskin dan anak yatim," ujar Oesman Sapta di hadapan ratusan anak yatim.
Dia menekankan meskipun hidup tanpa ayah, tapi anak yatim tidak boleh berkecil hati. Justru, dia mengatakan, anak yatim harus tetap bisa menjaga martabatnya.
"Yang paling penting anak-anakku, harus merasa sebagai anak manusia yang bermartabat," ujar dia.
Kepada para anak yatim, Oesman Sapta pun mengungkapkan rahasia di balik kesuksesan yang diraih dirinya saat ini. Oesman Sapta mengatakan dia bisa sukses seperti sekarang karena patuh dan menyayangi kedua orang tuanya, khususnya sang ibu.
"Cintailah ibu, ibu, ibu. Kenapa ayah nomor empat, karena ayah tidak bisa melahirkan. Siapa yang melahirkan, ibu. Siapa siapa yang menyusui, ibu," terang dia.
Dia mengingatkan kasih sayang seorang ibu adalah kasih sayang yang sangat murni dari hati nurani. Oleh karena itu dia berharap semua anak berbakti kepada ibunya.
"Cintailah ibumu, seperti kau mencintai dirimu sendiri," kata dia.