REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Najamuddin Ramli menilai umat beragama di Indonesia masih perlu menjalin komunikasi untuk menjaga kebinekaan. Karena itu, ia mengimbau agar umat mengintensifkan dialog lintas agama.
“Dialog saya kira solusi yang paling efektif. Jadi, ada kekuatan dialog yang harus kita bangun,” ujar Najamuddin saat berbincang dengan Republika.co.id belum lama ini.
Ia menuturkan, sebenarnya di kalangan pemimpin atau elite majelis-majelis keagamaan selama ini tidak ada masalah terkait perbedaan keyakinan di Indonesia. Namun, di kalangan bawah masih perlu pemahaman lebih.
“Di akar rumput ini perlu kita intensifkan dialog ini. Artinya, kalau selama ini masih tingkat provinsi dan kabupaten, kita turunkan ke kecamatan, kita turunkan ke desa. Sehingga akar rumput saling memahami,” ucapnya.
Akhir-akhir ini kebinekaan Indonesia terganggu dengan maraknya pola komunikasi yang terjadi di media sosial, seperti saling mencaci, penyebaran hoaks, dan saling menfitnah. Karena itu, umat harus diberikan ruang untuk saling berkomunikasi, sehingga saling mengenal lebih dalam lagi esensi hidup di tengah keberagaman.
“Kalau sudah saling mengenal luar dalam, kita tidak saling curiga mencurigai. Sehingga komunikasi, silaturrahim, dialog, kemudian cek dan ricek, tabayyun itu harus menjadi budaya kita sekarang. Karena kita tidak bisa mengawal apa yang terjadi di media sosial,” kata direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud ini.