Senin 19 Jun 2017 18:22 WIB

Panglima TNI Apresiasi Filipina yang Bunuh 257 Teroris

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) berbincang dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina General Eduardo M. Ano (kanan) di sela-sela peluncuran Satgas Trilateral Maritim Patrol (TMP) Indomalphi di Perairan Tarakan, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) berbincang dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina General Eduardo M. Ano (kanan) di sela-sela peluncuran Satgas Trilateral Maritim Patrol (TMP) Indomalphi di Perairan Tarakan, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pun mengapresiasi Angkatan Bersenjata Filipina atau Armed Forces of the Philippines (AFP) atas kerja keras AFP dalam meredam teror ISIS di Marawi, Filipina.

"Dalam kesempatan ini saya perlu mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi AFP yang mampu meredam teroris di Marawi dan membunuh 257 teroris," kata dia, di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6), dilansir dari Antara.

Menurut Gatot, tindakan yang sudah dilakukan oleh Filipina merupakan peringatan agar Indonesia dan Malaysia siap menangkal ISIS, yang dipredikasi akan masuk ke kedua wilayah tersebut. Apalagi, dia mengatakan, sel tidur ISIS sudah ada di kedua negara tersebut.

"Ini warning agar kita juga siap jika suatu saat melakukan hal yang sama (dengan Filipina). Karena sel tidur sudah ada di negara kita masing-masing," uajr Gatot.

Senin hari ini, Menteri Pertahanan Indonesia, Malaysia, dan Filipina meresmikan kegiatan Patroli Maritim Terkoordinasi Trilateral (Trilateral Maritime Patrol Indomalphi) di atas Kapal TNI Angkatan Laut KRI dr Suharso-990, Tarakan. Patroli tiga negara ini merupakan upaya menangkal ISIS.

Gatot mengatakan pentingnya kerja sama dan perjanjian trilateral yang dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina. Perjanjian trilateral itu akan mempermudah pertukatan informasi. 

"Kecepatan dan ketepatan informasi diperlukan dalam menentukan langkah antisipasi sejak dini agar ISIS tidak masuk ke Indonesia," kata dia. 

Apalagi, dia menambahkan, ada kemungkinan para anggota ISIS di Marawi meninggalkan wilayah tersebut dengan menyamar sebagai pengungsi. Termasuk kemungkinan yang menyamar sebagai pengungsi dan keluar dari Marawi.

(Baca juga: Menhan: Tiga Negara Patroli Bersama Tangkal ISIS)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement