REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika dibandingkan ke peran skala nasional, peran Muslim Namibia masih kecil karena komunitasnya pun hanya 0,5 persen dari total populasi. Namun, nilai-nilai Islam yang mengatur pernikahan, sistem ekonomi yang adil, kesehatan, dan banyak aspek kehidupan lainnya tetap disuarakan Muslim Namibia.
Imam masjid Soweto Islamic Center, Syekh Abubakr Tjipanga, yang diwawancari Bucher mengungkapkan, Soweto Islamic Center sendiri didirikan pada 1986. Sekira 50 Muslim dan 10 Muslimah menjadi jamaah tetap masjid kecil di sana. Soweto Islamic Center memiliki hubungan erat dengan komunitas Muslim di berbagai wilayah, terutama dengan South Africa National Zakah Fund (SANZAF).
Selain menjadi imam masjid, Syekh Abubakr juga merupakan pengajar di University of Namibia, narasumber siaran radio Damara, Nama, dan konselor isu-isu sosial, seperti penanganan HIV/AIDS dan pernikahan. Baru sekitar 50 Muslim Namibia yang sudah berhaji dan 11 orang saat itu tengah belajar bahasa Arab dan syariah di Arab Saudi.
Sekira 500 Muslim Namibia dan Muslim pendatang biasanya akan berkumpul untuk shalat Jumat berjamaah di Windhoek Islamic Centre (WIC) di Sam Nujoma Avenue. WIC merupakan organisasi Islam induk di Namibia, Namibia Islamic Association, meski baru didirikan pada akhir 1999.
Nathalie Rosa Bucher dalam artikelnya “Religion-Namibia: Finding Sanctuary in Islam” pada 2009 mengungkapkan ada 12 masjid di Namibia. Enam di antaranya berada di ibu kota Namibia, Windhoek, satu di Walvis Bay, dua di Katima Mulilo wilayah Caprivi, dan tiga di wilayah utara yang berbatasan dengan Angola, Oshikango.
Namibia juga memiliki Islamic Halaal Association di Windhoek yang membantu Muslim di sana memperoleh infomasi apa dan bagaimana produk halal.
Imam Masjid WIC Syekh Shafi Abulaziz mengungkapkan, pada sekira 1999, Muslim Namibia masih sekitar 1.500 orang. Pemuda Namibia yang memeluk Islam semakin bertambah. Sementara, wanita biasanya masuk Islam melalui suami mereka.
Ada sekira 200 orang yang menjadi jamaah tetap masjid WIC. Selain masjid, WIC juga memiliki perpustakaan dan pusat pendidikan. Sebagian jamaah WIC ada yang belajar ke luar negeri, tak hanya untuk belajar Islam, tapi juga ilmu lainnya. Tak jauh dari WIC, terdapat Masjid Quba Windhoek yang merupakan satu-satunya masjid Syiah di Namibia.
Pascatragedi 9/11 di AS, Syekh Abubakr dan Shafi jadi sering mengisi ceramah Islam di radio dan diundang kedutaan negara asing untuk menjelaskan ajaran Islam. Mereka tidak keberatan melakukannya. Mereka sepakat terorisme justru merusak.
Belum ada hubungan formal antara komunitas Muslim dan agama mayoritas Kristen di Namibia. Selain karena ada sejumlah perbedaan, kurang baiknya infrakstruktur juga membuat kerja sama itu masih minim.