REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dalam rangka pelaksanaan Program Revitalisasi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kecamatan Tanggulangin. Sasaran dari program revitalisasi tersebut, antara lain untuk memacu produktivitas dan daya saing dari para perajin yang mayoritas memproduksi barang jadi kulit.
“Dengan dilakukannya revitalisasi ini, diharapkan juga dapat memberikan daya tarik bagi para wisatawan yang mengunjungi sehingga meningkatkan kenyamanan dan perekonomian di sentra IKM Tanggulangin,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (21/6).
Gati menjelaskan, langkah strategis ini diyakini akan mampu mengembalikan kejayaan Sentra IKM Tanggulangin pasca bencana lumpur yang melanda wilayah tersebut. Dengan demikian dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan para perajin IKM di Tanggulangin, dan semakin mengukuhkan predikat Sidoarjo sebagai Kota UKM.
“Untuk itu, dalam implementasinya, program revitalisasi ini sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga terkait,” ujar Gati.
Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin ini meliputi sektor industri tas, koper dan keunggulan produk lokal lainnya melalui strategi transformasi fisik, ekonomi dan kultural. Upaya ini agar menjadikan sentra IKM Tanggulangin sebagai Kawasan Wisata Terpadu yang memiliki konsep 3 in 1, yaitu wisata belanja, wisata budaya dan kuliner, serta wisata edukasi industri.
Gati memaparkan, revitalisasi fisik dilakukan melalui pengembangan sembilan identitas lokal, di antaranya pintu gerbang utama, area pejalan kaki, desain kursi taman, tugu tas, serta storyboard dan mural wisata edukasi. Selain itu, revitalisasi fisik juga mencakup taman budaya dan kuliner, workshop wisata edukasi industri, dan moda transport kawasan wisata.
Tak hanya itu, dijalankan pula revitalisasi kelembagaan, di antaranya promosi Kawasan Wisata Terpadu Tanggulangin, community branding, promosi produk, mendorong perajin melakukan pemasaran online melalui e-Smart IKM, mendorong tumbuhnya kuliner lokal, dan peningkatan kapasitas produksi. Kementerian Perindustrian juga melakukan pemetaan IKM Tanggulangin, menampilkan atraksi seni dan budaya lokal Jawa Timur, serta mempromosikan busana lokal melalui seragam pramuniaga.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengaku optimistis revitalisasi ini akan meningkatkan kinerja bisnis IKM Tanggulangin serta jumlah kunjungan wisatawanya. Menurutnya saat ini, kunjungan wisatawan ke Sentra IKM Tanggulangin sudah mulai mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo, jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri pada 2014 sebanyak 104.053 orang, mengalami peningkatan sekitar 135 persen sehingga menjadi 244.974 orang pada 2016.
Saiful menjelaskan, aktivitas produksi di Tanggulangin dimulai sejak 1939 yang diawali dengan banyaknya perajin yang memproduksi tas dan koper kulit. Kemudian, jumlah perajin terus berkembang pada tahun 1976 dengan didirikan Koperasi Industri Tas dan Koper (Intako) yang mewadahi pelaku IKM tas dan Koper di Tanggulangin.
“Pada tahun 1985 mulai bermunculan perajin yang membuka toko di depan rumah, dan menjadi daerah tujuan wisata belanja produk tas dan koper yang cukup terkenal di seluruh Indonesia,” ujar Saiful.
Kemenperin mencatat, saat ini anggota Intako sebanyak 298 unit usaha. Sedangkan jumlah IKM di Tanggulangin mencapai 798 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 2.500 orang.