REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Jamaah An Nadzir melaksanakan shalat Idul Fitri 1438 Hijiriyah di Lapangan Desa Mawang, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (24/6).
Jamaah yang identik dengan rambut pirang atau dicat berwarna itu, memang selalu lebih dahulu merayakan Lebaran meski 1 Syawal belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Sejak subuh, terlihat beberapa jamaah berbondong-bondong menuju lapangan setempat. Para lelaki menggunakan jubah pakaian berwarna hitam dilengkapi dengan serban di kepalanya.
Mereka yang perempuan menggunakan pakaian terusan berwarna hitam dipadu cadar menutupi wajah, sambil membawa anaknya yang berpakaian serba hitam. Lapangan tempat mereka shalat Ied dilengkapi dengan beberapa pohon kurma yang masih bisa tumbuh secara normal, namun tidak berbuah.
Lantunan asma Allah dan suara takbir kemenangan dilantunkan melalui pelantang oleh jamaah yang lebih dahulu datang dan saling bergantian mengucapkan takbiran di hari raya.
Pimpinan An Nadzir, Ustdz Lukman, didaulat membawakan ceramah usai melaksanakan shalat Ied secara khusyuk di lokasi setempat yang menjadi langganan setiap tahun. Lukman mengatakan penetapan Lebaran bersama jamaahnya dilaksanakan lebih awal setelah diyakini melalui perhitungan bulan dan tanda-tanda alam.
Perhitungan tersebut dengan sistem penanggalan tersendiri, tentu berbeda dengan sistem penanggalan yang dilaksanakan pemerintah dan ormas Islam pada umumnya yang baru merayakan Lebaran pada Ahad (25/6).
Mereka antara lain memperhatikan pasang surut air laut sebagai bahan pertimbangan, tanda-tanda alam di sekitarnya menjadi penentuan akhir Ramadhan. Hal itu sudah menjadi perhitungan tahunan
"Sesuai dengan tanda-tanda alam, maka kami menyakini 1 Syawal jatuh pada hari ini, dan tentu kami berlebaran serta melaksanakan shalat Ied di lapangan," katanya.
Usai shalat, mereka saling berjabat tangan hingga berpelukan satu sama lain, selanjutnya pulang di perkampungan masing-masing. Beberapa di antara mereka pulang menggunakan rakit di atas danau setempat menuju rumahnya yang tidak jauh dari lapangan itu.
Pemerintah bersama organisasi kemasyarakatan Islam melaksanakan sidang isbat setelah dilakukan pemantauan hilal pada Sabtu petang. Sidang itu untuk menetapkan secara resmi 1 Syawal 1438 Hijriyah.