REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Balon udara yang diterbangkan di kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali dikabarkan mengganggu jalur penerbangan. Hal serupa pernah terjadi sekitar dua tahun lalu dan sempat viral dan menjadi perbincangan di dunia penerbangan.
Kapentak Lanud Adisutjipto, Mayor Sus Giyanto, mengatakan Ada 19 laporan penerbangan terkait balon udara. "Balon udara tidak bisa ditawar lagi, jelas mengganggu dunia penerbangan, dan ini sangat membahayakan, kalau sampai masuk ke mesin. Bisa mengorbankan banyak orang," katanya kepada Republika, Selasa (27/6).
Rinciannya dilaporkan pada Senin (26/6) ada sembilan pesawat yang terganggu balon udara. Sedangkan pada Selasa (27/6) ada 10 laporan gangguan serupa. Bahkan Malaysia Airlines yang terbang di 38 ribu kaki dari Melbourne ke Kuala Lumpur sempat melaporkan gangguan balon udara.
Wilayah yang dilaporkan terdapat balon udara di langitnya adalah Magelang, Wonosobo, Temanggung, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Cilacap, Banjarnegara, dan Kulon Progo. Wilayah ini masuk dalam Yogyakarta Military Control Airspace.
Giyanto mengungkapkan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya sudah memahami tentang keberadaan dan bahaya dari balon udara tersebut jika diterbangkan. Namun, kadang karena kepentingan sesaat lupa diri dan lepas kontrol sehingga menerbangkan balon udara tersebut.
"Lanud Adisutjipto menghimbau agar tidak lagi bermain balon udara apalagi Yogyakarta merupakan bandara internasional yang frekuensi penerbangan cukup padat. Apalagi moment Idul Fitri dan syawalan, padatnya penerbangan, maka hal ini akan beresiko tinggi,"katanya.