Selasa 27 Jun 2017 17:10 WIB

Cina Tuduh Penjaga Perbatasan India Masuk ke Wilayahnya

Perbatasan Cina dan India.
Foto: americaninterest
Perbatasan Cina dan India.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menuduh penjaga perbatasan India menyeberang ke wilayahnya dari negara bagian Sikkim di perbatasan timur laut India dengan Tibet, kata Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Cina. Penyeberangan itu memperparah hubungan yang sebelumnya sudah rumit antara kedua negara.

Geng Shuang, juru bicara Kemlu Cina, mengatakan penjaga perbatasan India menghalangi kegiatan rutin pasukan Cina di perbatasan dan meminta India segera menarik diri, menurut sebuah pernyataan kementerian pada Senin malam.

Dia mendesak India menghormati keutuhan wilayah Cina dan perjanjian perbatasan yang ditandatangani oleh kedua negara, dengan mengatakan Cina telah menunda ziarah resmi di Nathu La Pass, yang terletak di perbatasan antara negara bagian Sikkim dan Tibet.

Nathu La menghubungkan India dengan situs Hindu dan Budha di wilayah itu dan merupakan lokasi bentrokan perbatasan sengit antara Cina dan pasukan India pada 1967. Kementerian Pertahanan Cina mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah militer India telah menghalangi pekerjaan di jalan, menggambarkannya sebagai tindakan yang sangat mengancam kedamaian di perbatasan.

"Cina berdedikasi untuk mengembangkan hubungan bilateral, dan dengan setia akan mempertahankan hak-haknya yang sah," katanya.

"hina berharap India akan mencari jalan tengah, tidak melakukan apa pun yang memperumit masalah perbatasan dan bersama sama mempertahankan momentum jalinan hubungan baik," kata kementerian pertahanan.

Hubungan antara Cina dan India telah lama membeku sebagai akibat dari perselisihan wilayah jangka panjang, serta dukungan Beijing terhadap Pakistan, dan pemimpin India menolak hadir dalam KTT "Jalan Sutera" Cina yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan politik wilayah bulan lalu.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi awal bulan ini kedua negara seharusnya bekerja dengan "tepat" dalam mengelola perbedaan mereka. Kunjungan pada April oleh pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama, yang Beijing anggap sebagai separatis, ke wilayah yang dikuasai India namun diklaim oleh Cina, juga memicu ketegangan antara kedua negara.

Pemerintah India sejak saat itu telah mengambil langkah mencairkan ketegangan, menolak permintaan Australia untuk ikut serta dalam kerja sama latihan angkatan laut dengan Amerika Serikat dan Jepang bulan lalu demi menjaga perasaan Cina.

Modi diperkirakan akan berkunjung ke Cina pada September mendatang untuk menghadiri acara puncak negara-negara BRICS, yang mengelompokkan Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement