REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Virus malware ransomware menyerang kantor pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia. Beberapa negara yang terkena imbas dari virus tersebut, di antaranya Inggris, Rusia, India, Spanyo,l Prancis, Denmark, Ukraina, dan Norwegia.
Sistem pemantau radiasi di sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina telah mengalami gangguan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Perusahaan periklanan di Inggris juga terkena masalah ransomware.
Sistem IT Perusahaan yang tergabung dalam FTSE 100 (Indeks bursa saham di London) terkena serangan cyber. "Kami menilai situasi, mengambil tindakan tepat, dan memperbaharui secepatnya," kata seorang pejabat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Express, Rabu (28/6).
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Pavlo Rozenki mengatakan sistem komputer di kantor pusat mereka telah ditutup. Hal tersebut guna mengantispasi datangnya ransomware. "Itu adalah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun pakar IT kami melakukan pekerjaan mereka dan melindungi infrastruktur strategis," ujarnya.
Perusahaan Energi Rusia, Rosneft juga terkena serangan virus tersebut. Juga perusahaan konstruksi Prancis, Saint Gobain. "Sebagai tindakan pengamanan untuk melindungi data, kami telah mengisolasi sistem komputer kami," tutur juru bicara Saint Gobain.
Pusat Kemananan Cyber Nasional mengatakan insiden ransomware sudah mendunia. Virus ini mengunci komputer sehingga tidak dapat diakses pengguna, kemudian meminta bayaran untuk pengembalian data yang terkunci itu.