Kamis 29 Jun 2017 06:00 WIB

Umat Islam Diimbau Tetap Ikuti Komando Ulama

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Agus Yulianto
Ustadz Fahmi Salim
Foto: dok. Pribadi
Ustadz Fahmi Salim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca-pertemuan Ulama dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) dengan Presiden Joko Widodo, Fahmi Salim mengimbau, umat Islam tetap ikuti komando ulama. Sekertaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia tersebut mengatakan, umat Islam harus mempercayai langkah-langkah ulama baik dari GNPF maupun ulama-ulama MUI terkait langkah strategis dalam masalah keumatan.

"Jangan lagi menimbulak kegaduhan-kegaduhan baru, atau sangkaan bahwa GNPF MUI itu melunak, lembek, masuk angin," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (28/6).

Fahmi mengatakan, proses dakwah itu masing-masing memiliki tantangan dan cara solusinya sendiri. Tidak bisa kata dia, hanya memilih satu jalan saja atau satu metode saja melalui sikap konfrontasi, tapi perlu juga kondisi-kondisi tertentu, ada perubahan sikap, dan ada kemauan positif.

"Kita juga harus terbuka melakukan dialog, memperjuangkan aspirasi umat secara santun, elegan bermartabat dan konstitusional," ujarnya.

Dikatakan Fahmi, perubahan yang positif dalam dialog pertemuan GNPF dengan Presiden, jangan sampai dijadikan hanya sebagai bungkus, atau pencitraan sementara bagi oknum-oknum tertentu. Akan tetapi, kata dia, harus betul-betul tulus, dan betul-betul ikhlas murni untuk kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.

"Bukan untuk kepentingan pribadi kelompok dan golongan atau partai untuk memperbaiki citra," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement