REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Kawah Sileri yang berada di Desa Kapakisan Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara, Ahad (2/7) sekitar pukul 11.54 WIB meletus. Letusan menyebabkan sembuaran gas, air, serta lontaran lumpur lahar dingin dan abu vulkanik tipis setinggi sekitar 150 meter.
Letusan sempat mengejutkan wisatawan yang sedang berkunjung di sekitar kawah. Kepanikan sempat terjadi, sehingga banyak wisatawan berlarian di lahan sekitar kawah yang cukup terjal. Hal ini menyebabkan banyak wisatwan yang mengalami luka.
"Ada 12 korban luka saat kejadian, yang sebagian besar luka ringan. Namun luka yang mereka alami bukan karena dampak langsung letusan. Melainkan karena kepanikan pengunjung yang berlarikan di lokasi sekitar kawah, sehingga banyak yang terjatuh," jelas Kepala BPBD Kabupaten Banjarnegara, Arief Rahman, Ahad (2/7).
Sebagian besar korban, menurut Arief, hanya mengalami luka-luka lecet. Hanya seorang wisatawan, Muainah (48), warga Desa Kauman Kecamatan Peninggaran Kabupaten Pekalongan, yang mengalami patah tulang lengan kanan. "Hal ini juga terjadi karena korban terjatuh saat berlari," katanya.
Dia menyebutkan, jenis letusan yang terjadi pada kawah Sileri merupakan jenis letusan freatik yang ditandai dengan semburan lumpur dan gas. Sebaran semburan, hanya sekitar radius 50 meter dari bibir kawah. "Kejadian letusan juga tidak ditandai dengan kegempaan," jelasnya.
Arief mengakui, kawah Sileri merupakan kawah yang memang masih aktif. Sebelumnya, pada April dan Mei 2017, juga sempat terjadi letupan freatik. Namun letupannya kecil, dan juga tidak disertai kegempaan. "Kita tidak melarang wisatawan mendekati kawah Sileri, karena memang tidak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas," jelasnya.
Meski Kawah Sileri mengalami letusan, dia menyatakan, secara keseluruhan kondisi di Dataran Dieng masih aman. "Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di seluruh kawah yang ada di Dieng," kata dia.
Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk tetap tenang. Walau demikian, Arief menegaskan, untuk kawasan sekitar kawah Sileri ditutup sementara untuk kunjungan wisatawan. Penutupan dilakukan dengan memasang garis polisi (police line) oleh petugas dari Polres dan Kodim Banjarnegara di radius 100 meter dari bibir kawah.
Selain itu, tambahnya, relawan dan masyarakat sekitar juga ikut berjaga-jaga di beberapa pintu masuk kawasan kawah Sileri, agar tidak ada orang yang masuk ke kawasan kawah. "Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara juga sudah membuka posko Aju di Desa Kepakisan. Ada 300 personil BPBD, SAR, polres, Kodim, Dinas Pariwisata, Kecamatan dan PVMBG pos Dieng yang berjaga-jaga," jelasnya.