REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG—Delapan korban kecelakaan helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas) di wilayah Desa Canggal Bulu, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung gugur dalam tugas kemanusiaan. Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono dalam keterangan pers di Temanggung, menyampaikan para kru dan rescuer Basarnas yang mengalami musibah ini termasuk dalam operasi kemanusiaan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri (Ramadniya) 2017.
Selama Operasi Ramadniya 2017, mereka ditempatkan di Posko pintu keluar tol darurat Gringsing, Kabupaten Batang, yang selama operasi pengamanan arus mudik/ balik Lebaran 1438 Hijriah selalu bersama-sama dengan Polri. “Termasuk memantau jika ada masyarakat (pemudik) yang sakit di dalam tol darurat, melakukan patroli udara guna memantau situasi arus lalu lintas, dan lainnya” ungkap kapolda, Senin (3/7) dini hari.
Oleh karena itu Kapolda --mewakili institusi kepolisian-- bersama- sama TNI, pemerintahan, kementerian kelembagaan pemerintah daerah menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas gugurnya tim penolong Basarnas dan para awak pesawat. Condro juga mengenang, sebelum musibah terjadi masih sempat bersama para korban sebelum akhirnya melakukan penerbangan ke Purwokerto, menggunakan helikopter Polri.
Sedangkan para tim penolong Basarnas tersebut menuju ke Palimanan untuk kembali ke Gringsing. Alasannya, mereka akan melakukan pertolongan dan bantuan kemanusiaan atas meletusnya kawah Sileri di wilayah dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, pada Ahad (2/7) siang.
Atas musibah ini, mewakili keluarga besar kepolisian, TNI dan kelembagaan yang lain, Condromengaku sangat kehilangan yang menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah yang dialami tersebut. “Semoga almarhum yang gugur mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa- dosanya. Karena mereka gugur dalam rangka tugas kemanusiaan."