REPUBLIKA.CO.ID, J
Kawasan Wisata Dieng askan Dipasangi Early Warning System
JAKARTA -- Pemerintah akan menyiapkan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) di Kawasan Wisata Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Hal ini menyusul letusan Kawah Sileri di kawasan wisata pegunungan Dieng, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara, yang melukai 11 wisatawan, Ahad (2/7) lalu.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan sudah berkoordinasi, baik dengan Tim Tagana maupun Dinas Sosial dari tiga kabupaten di sekitar kawasan wisata Dieng, yakni Temanggung, Banjarnegara dan Wonosobo. Menurut Khofifah, titik-titik itu masuk kategori 323 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang rawan bencana alam.
"Sekarang bagaimana ada early warning system yang bisa disiapkan di daerah wisata Dieng. Early warning system itu wilayahnya BMKG, tapi koordinasinya memang harus terintegrasi," kata Khofifah Indar Parawansa, sebelum acara halal bi halal di Kementerian Sosial, Selasa (4/7).
Khofifah mengatakan Kemensos sudah menyiapkan tim yang bertugas mengkomunikasikan tiga kabupaten di sekitar Dieng untuk menyiapkan Kampung Siaga Bencana. Tim tersebut akan membantu menentukan titik atau lokasi mana yang memungkinkan untuk disiapkan sebagai Kampung Siaga Bencana.
Jika lokasi Kampung Siaga Bencana siap, Khofifah melanjutkan, masyarakat di sekitarnya akan dilatih secara khusus selama empat sampai lima hari. Di titik tersebut juga akan disiapkan lumbung sosial. Lumbung sosial ini untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan ketanggapdaruratan yang setiap saat bisa diakses oleh para relawan yang sudah dilatih.
Menurut Khofifah, skema ini sudah dilakukan di banyak titik, terutama daerah-daerah yang memang terdeteksi rawan bencana alam. Ada 323 kabupaten kota rawan bencana menurut pemetaan BNPB. "Early warning system menurut diskusi saya dengan beberapa tim itu memang sesuatu yang perlu disegerakan," ujarnya menegaskan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan potensi erupsi freatik di Kawah Sileri masih dapat terjadi, namun tidak dapat dipastikan kapan. Umumnya, erupsi freatik akan disusul dengan erupsi berikutnya dalam rentang waktu tertentu. Apalagi karakter Kawah Sileri memiliki sejarah erupsi freatik yang sering terjadi.
PVMBG telah merekomendasikan dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri. Masyarakat dan pengunjung diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 100 meter dari bibir Kawah Sileri.
Masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang karena adanya ancaman gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan, dan bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata kawah disarankan tidak terlalu mendekat.