REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Hama wereng cokelat menyerang tanaman padi di sejumlah areal sawah di sembilan kecamatan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, hingga menyebabkan petani mengalami gagal panen. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP)Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari mengatakan meluasnya serangan hama wereng cokelat tersebut akibat cuaca ekstrem yakni kemarau basah yang terjadi beberapa pekan terakhir.
"Data sementara yang berhasil kami himpun, serangan hama wereng terhadap tanaman padi itu terjadi di Kecamatan Kraksaan sekitar 57,5 hektare; Paiton 2 hektare; Krejengan 17 hektare; Pajarakan 15 hektare; Gending 14 hektare; Pakuniran 3 hektare; Tongas 2 hektare; Besuk 1 hektare dan Kotaanyar 2 hektare," kata di Probolinggo, Jumat.
Ia meminta petani lebih mewaspadai serangan hama wereng cokelat dan pihaknya akan mendistribusikan bantuan tambahan pestisida jenis insektisida dari Dinas Pertanian Pemrov Jatim. Hari ini bantuan insektisida akan didistribusikan kepada kelompok tani.
Hari ini bantuan insektisida akan didistribusikan kepada kelompok tani. Pihaknya mendapatkan bantuan Insektisida Mipcindo-50 untuk hama wereng sebanyak 400 kilogram dan Centadine-25 untuk hama Tungro sebanyak 400 kilogram yang cukup untuk menyemprot lahan pertanian seluas 800-1.000 hektare
"Dalam beberapa hari saja, batang padi akan kering dan bulir padi akan kosong. Jika tidak tertangani, maka petani akan mengalami gagal panen, sehingga kami juga berharap keikutsertaan peran aktif petani dalam pengendalian hama itu," katanya.
Lahan pertanian di Dusun Kramat, Desa Kandangjati Wetan, Kecamatan Kraksaan sejak beberapa hari terakhir diserang hama wereng coklat, bahkan 1 hektare tanaman padi hampir panen mengalami gagal panen atau puso hanya dalam waktu lima hari.
"Banyak petani yang gagal panen akibat serangan hama wereng coklat, padahal mereka sudah melakukan penyemprotan insektisida, tetapi tidak mempan. Dua hari kemudian batang padi mulai menguning dan bulir padi keropos, sehingga gagal panen," kata Kepala Desa Kandangjati Wetan Abdul Ghozali.
Menurutnya banyak petani yang tidak sempat memanen padinya, namun ada juga yang bisa memanen sebagian kecil padi sebelum serangan itu menjalar ke seluruh petak sawah.