REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Melihat tantangan era ekonomi digitial, Lippo Group diharapkan dapat mengaplikasikan pemikiran ekonomi digital di seluruh unit usahanya. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa untuk bisa membangun Indonesia.
"Dengan semangat Idul Fitri kita tingkatkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kerja keras dalam berkontribusi untuk meningkatkan kualitas SDM, memperluas lapangan kerja, meningkatkan pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan public private partnership (PPP) dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat,” ujar Pendiri Lippo Grup Mochtar Riady pada kegiatan Halal Bihalal di Aula MRIN (Mochtar Riady Institute for Nanotechnology) di Lippo Village, Tangerang.
Menurut Mochtar, saat ini dunia sedang menghadapi revolusi industri keempat. Industri yang bergantung pada teknologi digital. Oleh sebab itu, industri yang ada saat ini tak bisa lepas dari yang namanya teknologi tersebut.
Ia pun menceritakan pertemuannya dengan Meneteri Perdagangan Enggartiasto Lukita beberapa bulan lalu. Ketika itu, ia dimintai pendapat oleh Enggar, bagaimana caranya mengentaskan kemiskinan. Mochtar pun mengatakan permasalahan kemiskinan itu adalah permasalahan klasik.
"Saya pernah baca buku yang dibuat 2000 tahun yang lalu. Lalu, di abad ke-18 Adam Smith menulis buku Well of Nation, 90 tahun kemudian ada Karl Marx yang menulis buku Das Kapital, dan empat tahun lalu ahli ekonomi asal Perancis Thomas Piketty membuat Capital in 21st Century. Itu semua buku tentang kemiskinan. Ini masalah klasik, alasannya ada 1.001 macam," kata Mochtar.
Mochtar melanjutkan, dari sekian banyak alasan itu, alasan yang paling besar itu ada di dalam perdagangan. Petani desa menjual barang hasil taninya dengan harga paling murah. Untuk ke pembeli harus melalui banyak perantara.
Tapi, untuk sekarang ini, dengan adanya ekonomi digital, akan memungkinkan untuk petani langsung menjual hasil tanimya ke konsumen. "Dia juga bisa langsung membeli barang apapun melalui e-commerce. Dengan demikian, dia menjual barangnya bisa lebih mahal dan bisa beli barang dengan harga murah. Di situlah desa bisa menjadi lebih makmur," kata dia.
Ia menjelaskan, tren teknologi digital itu tidak mungkin untuk dihentikan. Untuk itu, ia menginginkan segenap staf di Lippo Grup agar mengaplikasikan pemikiran ekonomi digital di seluruh unit usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya.
"Sesungguhnya, Indonesia ingin berkembang. Tidak ada cara lain selain (menggunakan) IT. Di dalam administrasi, kalau sudah dikomputerisasi itu korupsi bisa hilang. Di situlah bangsa akan berkembang," lanjut dia.