REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kekurangan guru agama Islam juga terjadi di sekolah-sekolah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satunya di SMKN 3 Mataram. Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram Umar mengatakan, kelangkaan guru memang terjadi hampir di seluruh mata pelajaran.
Namun, yang dirasa paling kurang ialah guru agama. Umar menyebutkan jumlah guru agama Islam di sekolahnya sangat terbatas. "Kita punya tiga guru agama, yang dua guru mau pensiun tahun ini, berarti tinggal satu guru agama. Belum ada penggantinya," ujar Umar kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (10/7).
Umar menyebutkan, kedua guru tersebut akan pensiun pada Oktober dan November tahun ini. Menurut Umar, kelangkaan guru agama tidak hanya terjadi di SMKN 3 Mataram, melainkan juga hampir di seluruh sekolah-sekolah di NTB.
Umar menyampaikan, dengan tiga guru agama saja masih dirasa kekurangan, apalagi jika kedua guru agama tersebut pensiun di akhir tahun ini. Selama ini, Umar menjelaskan, sekolah mencari guru-guru honor untuk menutupi kekurangan guru agama. Namun, Umar menilai hal tersebut tidak berjalan maksimal bagi para siswa. Pasalnya, dengan jumlah honor yang tidak seberapa, sekolah tidak bisa menargetkan apa-apa kepada sang guru. "Susah kita beri target atau tekanan karena seberapa sih kita gaji dia," kata Umar.
Belum lagi, kebanyakan guru yang diminta mengajar itu memberikan pengajaran tidak hanya di sekolahnya, melainkan juga sekolah-sekolah lain yang kekurangan guru agama. "Dia (guru agama) mengajarnya maraton, dari satu sekolah ke sekolah-sekolah lain jadi tidak optimal mengajarnya karena habis di jalan," kata Umar.
Selain guru agama, untuk sekolah berbasis kejuruan seperti SMKN 3 Mataram, juga mengalami kelangkaan guru yang bersifat kejuruan. Umar menyebutkan, belum adanya perguruan tinggi di NTB yang mencetak tenaga pengajar dengan basis spesifikasi seperti teknik mesin, teknik pengelasan, dan energi terbarukan sebagai penyebab langkanya guru kejuruan di NTB.
Jalan keluarnya, kata Umar, guru-guru yang ada diberikan program keahlian tertentu selama setahun untuk bisa memberikan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan guru. Umar berharap pemerintah mencarikan solusi atas kelangkaan guru di sekolah dengan memberikan honor kepada para guru yang sesuai dengan UMR.
"Saya berharap pemerintah memberi solusi, apakah ada honor dari pemerintah sesuai dengan standar UMR, dikontrak setahun, dua tahun, atau mengangkat menjadi PNS," kata Umar menambahkan.