REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menjajal kenyamanan kereta api berkecepatan tinggi di ruas jalur Shanghai-Beijing di sela-sela kunjungannya ke Cina pada 10 hingga 15 Juli 2017. "Kami lihat kereta cepat ini bisa memobilisasi masyarakat dalam aktivitasnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di China," kata Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba di Beijing, Rabu (12/7) malam.
Dalam perjalanan selama lima jam dari Shanghai ke Beijing enam anggota senat tersebut juga mengamati pembangunan di berbagai wilayah yang dilewatinya dari atas kereta api berkecepatan maksimum 350 kilometer per jam tersebut. "Pembangunan di sini sangat luar biasa pesatnya. Ekonomi tumbuh juga karena program konektivitas yang cepat," kata Parlindungan yang juga ketua rombongan DPD yang melakukan kunjungan kerja ke negeri Tirai Bambu itu.
Anggota DPD dari daerah pemilihan Sumatra Utara tersebut, mendesak pemerintah RI segera merealisasikan proyek kereta cepat buatan Cina tersebut di ruas jalur Jakarta-Bandung. Saat ditanya mengenai lambannya pengerjaan proyek tersebut, dia memaparkan bahwa ada tiga persoalan utama yang bisa menghambat proyek strategis nasional semacam kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Pertama, dia menyebutkan persoalan tata ruang, kedua faktor keteresediaan lahan, dan ketiga terkait pendanaan. "Kalau pendanaan sudah tidak ada masalah karena sudah disediakan oleh investor. Tata ruang sudah dipikirkan secara matang oleh Kementerian ATR (Agraria dan Tata Ruang). Mungkin persoalan lahan yang belum selesai," ujarnya saat ditemui di Kedutaan Besar RI di Beijing tersebut.
Menurut dia, jika ketiga persoalan tersebut tidak bisa diatasi dalam waktu dua tahun, maka proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung akan dicabut dari daftar proyek strategis nasional. Selain mengamati sistem kereta api cepat, keenam anggota DPD tersebut juga mempelajari teknologi listrik tenaga angin di Shanghai.
Kedatangan anggota DPD di Beijing disambut Wakil Duta Besar RI untuk China Listyowati dan Konselor Politik KBRI Beijing Suargana Pringganu. "Kami berharap, mudah-mudahan kunjungan kerja ini memberikan kemanfaatan dalam pembangunan di Indonesia," kata Listyowati.
Komite II yang bermitra dengan Kemenhub, KKP, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kemenperin, Kemendag, Kementan, Kementerian PUPPR, dan Kementerian LHK itu berbagi tugas dalam melakukan kunjungan kerja mengenai energi terbarukan dan sistem transportasi massal. Selain satu kelompok melakukan kunjungan kerja ke Cina, dua kelompok lainnya masing-masing ke Fukushima (Jepang) dan Pulau Jeju (Korea Selatan).
Cina telah memperkenalkan teknologi baru sistem perkeretaapian peluru yang 100 persen hasil pengembangan dan rekayasa industri dalam negerinya. Kereta api peluru yang mampu melaju dengan kecepatan maksimum hingga 400 kilometer per jam tersebut berhasil diuji coba di jalur Beijing-Shanghai pada awal bulan ini dengan mengangkut penumpang kelas komersial.