REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pemuda Ansor siap mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kelompok radikal yang menginginkan mengubah ideologi negara, Pancasila, dan siap melawan setiap tindak tanduk radikalisme.
"Bagi kami, merawat kebinekaan dan melawan radikalisme itu adalah kewajiban. Bagi kami itu adalah jihad terhadap pihak-pihak yang mau merongrong kebinekaan," ujar Sekretaris GP Ansor DKI Jakarta Dendy Finsa di Jakarta, Jumat (15/7) malam.
Ia menegaskan, tugas seluruh warga negara Indonesia adalah untuk menjaga keutuhan NKRI. "Kami harus bersama-sama, jangan sendiri-sendiri, karena persatuan itu yang menjadikan kita sebagai Indonesia," kata dia.
Terkait dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), GP Ansor sangat mengapresiasi hal tersebut. "Dalam hal Perppu Ormas yang dikeluarkan pemerintah itu harus diapresiasi, meskipun agak sedikit terlambat, karena sudah masuk darurat radikalisme," kata Dendy.
Koordinator Aikonesia Paul Iman Pandjaitan, mendukung kebijakan pemerintah dalam menerbitkan Perppu tentang Ormas, asalkan tidak 'mengebiri' kebebasan berserikat dan menyampaikan pendapat. "Saya sangat setuju harus ada produk hukum yang jelas untuk mengatur keberadaan ormas yang ada saat ini. Sehingga ormas-ormas lebih mengedepankan Pancasila," kata Iman.
Ke depan, dia menambahkan, pemerintah harus berperan lebih aktif dalam melakukan pencegahan terhadap radikalisme. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut, baru ada intervensi dari pemerintah.