REPUBLIKA.CO.ID, Pesta olahraga olimpiade ke-21 di Montreal, Kanada, telah diboikot oleh 25 negara Afrika, pada 17 Juli 1976. Boikot dilarang karena Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak untuk melarang tim rugby Selandia Baru melakukan tur ke Afrika Selatan.
Afrika Selatan telah dilarang mengikuti Olimpiade sejak 1964 sebagai bentuk protes terhadap sistem apartheid. Afrika Selatan diperbolehkan mengikuti Olimpiade pada 1992 ketika undang-undang apartheid dicabut di negara ini.
Seorang juru bicara Komite Olimpiade Selandia Baru mengatakan, tur All Blacks di Afrika Selatan telah diatur oleh Serikat Rugby Selandia Baru. Organisasi tersebut adalah badan otonom dan tidak ada hubungannya dengan Olimpiade.
Dia mengatakan tidak masuk akal untuk menolak Selandia Baru, karena negara ini merupakan satu dari 26 negara yang telah mengikuti permainan olahraga di Afrika Selatan selama setahun terakhir.
Akhirnya, lebih dari 300 atlet tidak akan ambil bagian dalam Olimpiade tersebut. Dengan demikian, banyak acara harus dibatalkan atau dijadwalkan kembali.
Negara terakhir yang mengumumkan boikotnya adalah Kenya, melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan beberapa jam sebelum upacara pembukaan Olimpiade. "Pemerintah dan rakyat Kenya berpendapat bahwa prinsip lebih berharga daripada medali," ujar Menteri Luar Negeri Kenya James Osogo, dikutip BBC.
Daftar negara Afrika yang memboikot adalah: Libya, Irak, Kenya, Zambia, Nigeria, Gambia, Sudan, Ghana, Tanzania, Uganda, Aljazair, Ethiopia, Madagaskar, Republik Afrika Tengah, Gabon, Chad, Togo, Niger, Kongo, Mauritius , Upper Volta, dan Malawi. Sementara Taiwan menarik diri dengan alasan pemerintah Kanada menolak mengizinkannya bersaing dengan Republik Cina.
Mesir kemudian menjadi negara ke-33 yang memutuskan untuk memboikot Olimpiade. Dalam dua hari pertama Olimpiade, satu juta dolar Kanada hilang karena banyaknya pembatalan acara dan pengembalian uang tiket masuk.
Selanjutnya: Disneyland Pertama Kali Dibuka