REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan untuk tidak mengikuti dan mempercayai kelompok-kelompok yang berniat mengubah Pancasila. Apalagi, Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia menurutnya telah diterima secara luas dan bersifat final.
"Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia telah diterima secara luas dan telah bersifat final. Apabila ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengubah Pancasila sebagai ideologi Negara dengan ideologi lain atau ideologi diluar Pancasila, jangan diikuti dan jangan dipercaya," kata Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (18/7).
Gatot mengingatkan, Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah Perjanjian Luhur bangsa Indonesia. Maka dari itu, jika ada kelompok atau orang yang akan mengubah Pancasila, artinya yang bersangkutan telah disusupi kepentingan asing.
"Jika ada kelompok atau orang yang akan mengubah Pancasila padahal dia juga sedang menikmati kemerdekaan, pasti sudah disusupi ideologi dari luar untuk menghancurkan Indonesia. Karena Pancasila itu pemersatu bangsa," ucap Gatot.
Bung Karno, lanjut Gatot, pernah mengingatkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi Pancasila milik rakyat Indonesia secara keseluruhan. "NKRI bukan milik satu golongan, bukan milik satu agama, bukan milik satu suku, tetapi milik masyarakat dari Sabang sampai Merauke," tambah Gatot.