REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pasukan keamanan Mesir mengklaim telah membunuh salah satu pemimpin penting Daesh, istilah Arab untuk ISIS, pada Selasa (18/7) waktu setempat. Klaim tersebut dikeluarkan dalam sebuah pernyataan resmi dari Kementerian Dalam Negeri.
Mesir menghadapi pemberontakan yang dipimpin kelompok Daesh di Semenanjung Sinai. Di mana ratusan tentara dan polisi tewas sejak 2013.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan, pasukan keamanan melakukan serangan terhadap sebuah bangunan yang sedang dibangun di Arish, sebuah kota di Sinai Utara, tempat militan membentuk basis operasi.
Baku tembak terjadi antara kedua pihak, yang akhirnya menyebabkan kematian salah satu pemimpin penting ISIS Ahmed Hassan Ahmed Al-Nashu. Dia juga dikenal sebagai Ghandur Al-Masri. Sedangkan militan yang lain berhasil melarikan diri. Demikian disampaikan Middle East Monitor, Rabu (19/7).
Masri dilaporkan bertanggung jawab untuk melakukan beberapa operasi dan merekrut anggota baru untuk Ansar Bayt al-Maqdis, sebuah kelompok pemberontak yang berbasis di Sinai yang berjanji setia kepada Daesh pada 2014.
Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan, polisi telah membunuh dua anggota gerakan Hasm yang terkemuka, yang telah mengklaim beberapa serangan di Kairo selama setahun terakhir, saat baku tembak di pinggiran kota.
Baca juga, Pasukan Irak Terlibat Bentrokan dengan ISIS di Mosul.