REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), menjadi salah satu target pengeboman teroris yang berencana akan meledakan bom di Kota Bandung. Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengatakan, teroris pasti akan memilih-milih tempat dimana saja. Bisa di pasar, cafe atau stadion atau bahkan tempat ibadah.
"Itu mah lebih penjahat. Tapi teroris, pasti milih tempat ramai," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Rabu (19/7).
Menurut Emil, antisipasi dari kita tentu harus dilakukan. Yakni, dengan memanfaatkan standar keamanan di stadion. Saat ini, standar keamanan tersebut sudah memadai. Kedua, di level RT dan RW di Kota Bandung sudah deklarasi. Yakni, akan menyisir warga-warga yang dicurigai dengan sebuah sistem.
"Jika ada warga yang kurang bersosialisasi, jarang rapat dan berkumpul dengan warga, macam-macam maka kita tandai," katanya.
Emil berharap, ke depan kasus pemboman ini tak akan tidak terjadi lagi. Karena, saat ada upaya pemboman kemarin koordinasi antara masyarakat dan kepolisian sudah berhasil. Sehingga, bisa menangkap pelaku. "Kemarin itu komplotan yang sedang disiapkan," katanya.
Emil menilai, kalau statistiknya banyak teroris yang ditangkap, artinya tidak dibiarkan. Kesimpulannya, kepolisian selalu menindaklanjuti dan mengantisipasi terjadinya ledakan bom.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan, beberapa titik yang menjadi target pengeboman oleh jaringan Jamaah Ansor Daulah (JAD) yang menjadi kaki tangan ISIS di Indonesia. Yakni, kafe Legian yang berada di Jalan Braga, Kota Bandung, sebuah restoran di Astana Anyar, satu rumah ibadah dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Lokasi tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap enam terduga teroris jaringan JAD.