REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Para pedagang yang berjualan di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung mengeluhkan kondisi pasar yang semrawut, kotor, becek serta tidak aman. Bahkan, saking tidak diperhatikannya oleh pemerintah setempat selama ini para pedagang pasrah dengan kondisi pasar yang tidak kondusif.
Saat Republika.co.id datang ke halaman Pasar Baleendah melalui pintu masuk depan di Jalan Siliwangi, area tersebut dipenuhi lapak kaki lima yang semipermanen. Bangunan lapak tersebut yang tidak tertata membuat pasar terlihat kumuh. Apalagi ditambah bau sampah berserakan menyengat saat hendak memarkirkan motor.
Parkir kendaraan roda dua pun tidak terpusat di satu tempat. Namun, mereka yang hendak parkir bisa memarkirkan motor dimana saja. Area pasar tengah dalam kondisi becek sebab tengah malam sebelumnya hujan turun. Bagi pembeli yang hendak berkeliling pun akan berpikir ulang.
Di samping lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) yang dijadikan tempat parkir, bau menyengat timbul dari air selokan yang menggenangi sebagian permukaan halaman pasar. Selain itu tidak ada saluran pembuangan air.
Herman (37 tahun), pedagang beras di salah satu kios di Pasar Baleendah mengatakan akibat kondisi pasar yang semrawut omzet yang diperolehnya kini semakin menurun. Para pembeli relatif kesulitan menjangkau kios miliknya di depan pasar yang tertutup oleh lapak kaki lima.
"Penataannya parah di Pasar Baleendah, semrawut. Lapak kaki lima banyak, tapi sedikit yang dipakai. Yang punya kios (sudah) tidak ada harga diri," ujarnya saat ditemui di kios miliknya di Pasar Baleendah, Kamis siang (20/7).
Menurutnya, lokasi kios miliknya terhalangi oleh lapak-lapak kaki lima sehingga membuat orang enggan datang, susah parkir motor, mobil pengirim barang susah masuk dan harus meletakkan barang di depan pintu masuk depan pasar. Hal itu membuat ongkos angkut menjadi bertambah.
Ia menuturkan, selain kondisi pasar yang semrawut, keamanan di pasar sangat memprihatinkan. Sebab, barang-barang di lima kios di blok B saat kemarin dibawa maling. "Bupati kemarin kadieu (ke sini) tapi tidak mengecek kondisi pasar. Hanya mengecek sampah padahal kondisi disini parah," ungkapnya.
Katanya, yang paling membuat dirinya tidak habis pikir adalah kepala pasar tidak pernah terlihat mengecek kondisi pasar. Bahkan, hingga saat ini dirinya belum mengetahui wajah kepala Pasar Baleendah sendiri.
Sementara itu, Isur (65) yang menempati kios di blok B Pasar Baleendah mengaku waktu ramai di bloknya saat ini hanya dari pukul 04.00 dini hari hingga pukul 06.00 WIB. Selanjutnya, dari pukul 06.00 hingga sore terbilang sepi. Sebab, para pembeli sudah tertahan di lapak-lapak kaki lima yang berada di depan pasar dan di samping.