REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Polisi Israel menutup Masjid Al-Aqsha di Yerussalem dan melarang Muslim Palestina melaksanakan shalat Jumat pekan lalu.
Menanggapi kejadian tersebut, Sekjen Persatuan Ulama di Persatuan Dunia Islam, Prof. Saad A Alshahrani mengatakan, membela Masjid Al-Aqsha merupakan suatu keharusan bagi seorang Muslim.
"Besok kita akan menggelar aksi besar-besaran di ibu kota, kita akan menggelar aksi solideritas buat Masjid Al-Aqsha," kata Prof. Saad kepada Republika.co.id di sela-sela acara Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa serta Afrika yang diselenggarakan di Kota Padang, Kamis (20/7).
Ia mengatakan, Masjid Al-Aqsha beberapa hari yang lalu ditutup oleh Israel. Kemudian dibuka sebagian, tapi sekarang masih terjadi bentrokan di sana.
Dia menyampaikan, membela Masjid Al-Aqsha adalah kewajiban utama. Termasuk membela dengan cara-cara yang damai. "Melalui unjuk rasa yang damai karena unjuk rasa dijamin oleh Undang-undang (UU)," ujarnya.
Menurutnya, yang melakukan aksi adalah orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap Masjid Al-Aqsha. Ia menilai, sudah menjadi kewajiban bagi seorang Muslim turun ke jalan dengan damai, mengecam kejahatan yang dilakukan Israel.
Mereka, kata ia, adalah para pembunuh nabi. Klaim perdamaian yang mereka katakan selama ini adalah klaim bohong.
"Tidak ada buktinya dan faktanya bahawasannya mereka ini yang mendorong perdamaian, mereka justru yang menginginkan peperangan, kerusakan di mana pun mereka berada, terutama saat ini yang ada di Palestina," jelasnya.