Senin 12 Jul 2021 09:16 WIB

Herzog: Israel Berkomitmen Lanjutkan Dialog dengan Palestina

Presiden Abbas menghubungi Isaac Herzog untuk mengucapkan selamat.

Rep: Rizky Jaramaya/Kamran/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden terpilih Israel Isaac Herzog.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Presiden terpilih Israel Isaac Herzog.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan, dia akan mempertahankan dialog dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pada Ahad (11/7), Abbas menelepon Herzog untuk memberikan selamat atas pengangkatannya sebagai presiden.

“Saya berbicara malam ini dengan kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang menelepon untuk memberi selamat kepada saya atas memasuki peran baru saya. Sebagai ucapan terima kasih, saya menekankan bahwa saya bermaksud untuk terus mempertahankan dialog berkelanjutan," ujar Herzog, dilansir Anadolu Agency, Senin (12/7).

Baca Juga

Dalam percakapan dengan Abbas, Herzog juga berbagi harapannya untuk membantu memajukan hubungan dan perdamaian. Menurut kantor berita Palestina WAFA, dalam panggilan telepon Abbas menekankan bahwa Israel dan Palestina perlu mencapai perdamaian abadi di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem.

Channel 12 Israel sebelumnya melaporkan bahwa, Abbas sedang menyusun daftar tuntutan jika pembicaraan damai Palestina-Israel dimulai kembali. Pembicaraan antara para pemimpin Palestina dan Israel dihentikan pada April 2014.

Hal ini karena Tel Aviv menolak untuk membebaskan warga Palestina yang dipenjara sejak sebelum 1993, dan menghentikan aktivitas pemukiman di tanah Palestina yang diduduki.

Herzog resmi menjadi presiden Israel ke-11 pada Rabu (7/7). Dia berjanji untuk menyembuhkan perpecahan mendalam di masyarakat Israel saat mengambil sumpah jabatan."Misi saya, misi masa jabatan saya, adalah melakukan segalanya untuk membangun kembali harapan,” kata Herzog dalam pidato pelantikan.

Dengan satu tangan di atas kitab Yahudi di hadapan Knesset atau parlemen Israel, Herzog mengambil posisi seremonial yang dirancang untuk berfungsi sebagai kompas moral negara. Dia berjanji untuk menjadi presiden semua orang. "Dari saya, dari kita semua, adalah untuk menurunkan nada, untuk menurunkan api, untuk menenangkan keadaan," ujar pria berusia 60 tahun itu dikutip dari Aljazirah.

Herzog terpilih menjadi presiden oleh Knesset bulan lalu. Dia sebelumnya menjabat sebagai ketua Partai Buruh dan ketua oposisi di parlemen. Setelah meninggalkan politik pada 2018, dia menjabat sebagai kepala Badan Yahudi, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk mempromosikan imigrasi Yahudi ke Israel. Selain itu juga untuk melayani komunitas Yahudi di luar negeri.

Sebagian besar fungsi presiden adalah untuk menerima pejabat asing dan peran seremonial lainnya. Namun presiden memiliki kekuatan untuk memberikan pengampunan. Itu bisa menjadi bagian dari agenda nasional jika mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu, yang diadili karena tuduhan korupsi divonis bersalah.

Pelantikan Herzog dilakukan kurang dari sebulan setelah Israel mengambil sumpah pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Naftali Bennett. Terpilihnya Bennett setelah mencapai kesepakatan koalisi dengan Menteri Luar Negeri Yair Lapid.

Benjamin Netanyahu dicopot dari jabatannya setelah 12 tahun menjabat sebagai perdana menteri dan terpanjang dalam sejarah Israel. Dia sekarang menjabat sebagai pemimpin oposisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement