REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu-satunya kampus yang menfokuskan pada hafalan Alquran dan kajian Alquran, Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) telah mengirimkan ratusan hafiz ke luar negeri dalam beberapa tahun belakangan. Hafiz-hafiz tersebut dikirimkan paling banyak ke Timur Tengah dan juga beberapanegara di Amerika dan Eropa.
"Rata-rata permintaannya 30 orang dari PTIQ ke luar negeri setiap tahunnya," ujar Rektor PTIQ, Nasaruddin Umar saat dihubungi Repulblika.co.id, Senin (24/7).
Dia mengatakan, sampai saat ini setidaknya sudah ratusan hafiz yang diekspor ke luar negeri. Data-data pengiriman tersebut diinfentarisir oleh ikatan alumni PTIQ. "Tapi yang jelas di Brunei saja mungkin sudah sekiar100-an orang selama periode saya. Sekitar itu," katanya. "Jadi, ada yang dikontrak bertahun. Tapi yang jelas kalau Bulan Ramadhan itu banyak sekali."
Menurut dia, pengiriman tersebut dilakukan atas permintaan masjid di luar negeri dan juga dari kedutaan. Pasalnya, PTIQ sudah dikenal di luar negeri sebagai perguruan tinggi yang bagus, dan lulusannya moderat dan tidak ekstrimis. "Ini yang paling penting terakhir, karena mereka itu lebih percaya diri dipimpin oleh imam dari Indonesia dari pada imam Timur Tengah," katanya.
Dia mencontohkan seperti pemerintah Inggris yang telah membuat kesepakatan dengan Indonesia untuk melakukan pembinaan imam di sana. Sebaliknya, mereka juga mengirimkan calon imam untuk belajar di Indonesia.