Sabtu 09 Apr 2011 17:40 WIB

Pasokan Berkurang, Industri Otomotif Optimalkan Komponen Lokal

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: taufik rachman
Mobil siap ekspor di pelabuhan Tanjung Priok
Mobil siap ekspor di pelabuhan Tanjung Priok

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG – Industri otomotif  nasional hingga kini terus mencoba simulasi pembuatan komponen kendaraan, baik motor maupun mobil. Usaha ini dilakukan karena pasokan suku cadang dari Jepang terganggu akibat gempa dan tsunami disana.

Menurut Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Budi Darmadi, industri komponen bermotor dan komponennya di Jepang hingga kini belum juga beroperasi. Padahal 15 persen komponen kendaraan dalam negeri masih dipasok dari negeri sakura tersebut.

Saat ini sedang diupayakan beberapa komponen asal impor tersebut untuk bisa segera dibuat di dalam negeri.‘Simulasi dilakukan sejak hari pertama gempa terjadi,’’ tuturnya seusai Workshop Pendalaman Kebijakan Industri, Sabtu (9/4).

Budi menjelaskan 70 persen komponen kendaraan menggunakan konten lokal, sedangkan 30 persen sisanya di impor dari luar. Akan tetapi lima belas persen dari komponen impor tersebut di produksi di negara Asean, sedangkan sisanya dibuat di Jepang.

 

Stok komponen otomotif yang diperlukan untuk merakit kendaraan masih cukup hingga bulan April. Selain itu di Jepang sendiri pabrik untuk komponen primer (Tear 1), seperti rangka dan bodi masih terus beroperasi hingga kini. Hanya pabrik yang memproduksi komponen sekunder, semacam gearbox dan chip engine management system yang mengalami musibah. ‘’Jadi mungkin hanya lima persen saja yan terganggu,’’ ucapnya.

Hanya saja meski lima persen dari keseluruhan komponen, tetap saja kendaraan tersebut tidak bisa dijual. Selain itu hingga kini belum ada informasi selanjutnya mengenai kesiapan pasokan komponen untuk memenuhi kebutuhan setelah April. Akan tetapi Kementerian Perindustrian yakin industri otomotif Jepang bisa segera pulih dalam tiga-empat bulan ke depan.

Oleh karena itu selain usaha diatas, Budi menyatakan saat ini ada opsi untuk mencari komponen suku cadang dari Cina, Korea dan Taiwan. Tetapi masalah utamanya, amat sulit untuk mencari perusahaan yang mau dikontrak untuk penyediaan komponen dalam jangka waktu singkat.

Opsi lain menurut Budi, banyak perusahaan otomotif yang mengurangi shift. Usaha ini menurut Budi ialah cara agar perusahaan tetap terus beroperasi akan tetapi tetap menghemat komponen kendaraan.

‘’Kita tak mungkin beralih ke perusahaan di luar Jepang, hal ini karena saat Indonesia sedang terpuruk beberapa tahun lalu, Jepang tak melakukan PHK. Tentu saat Jepang terpuruk, kita tak boleh meninggalkannya,’’ ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement