REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski mengemudi kendaraan bermotor sambil mengoperasikan ponsel dapat mengancam keselamatan di jalan raya, kegiatan itu masih banyak dilakukan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara saat ini.
Sebuah survei yang dilakukan situs jual beli kendaraan Carmudi.co.id menyebutkan, sebanyak 79,3 persen responden percaya mengemudi sambil mengirim pesan singkat dan menelepon sama bahayanya dengan mengemudi dalam keadaan mabuk. Terkait tentang bahaya berkendara sambil mengirim pesan singkat dan menelepon, sebanyak 25,7 persen responden menyatakan diri mereka sendiri atau kerabat dekat pernah terlibat dalam kecelakaan lalu lintas karena kedua hal tersebut.
Hal itu terjadi karena 82,9 persen responden menyadari tingkat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas yang aman masih sangat rendah. Sebanyak 51,8 responden beranggapan mengetik pesan singkat dan menelepon merupakan gangguan paling sering yang mereka alami ketika berkendara. Sedangkan, 18,6 persen berpendapat gangguan dari penumpang lain turut berkontribusi merusak konsentrasi berkendara.
Masyarakat menilai rendahnya kesadaran berlalu lintas yang aman akibat kurang terencananya sosialisasi yang dilakukan berbagai pemangku kepentingan. Sebanyak 54 persen menyatakan andil pemangku kepentingan dianggap kurang baik, hanya 8 persen yang menganggap upaya sosialisasi sudah dilakukan dengan terencana dan baik. " Aturan lalu lintas harus tegas dilakukan agar masyarakat jera untuk tidak melanggarnya, " kata Gunnar Rentszch, co-founder Carmudi Indonesia, melalui keterangan tertulisnya Senin (28/3).
Carmudi juga menyebutkan pengendara masih kurang peduli dengan keselamatan diri sendiri maupun pengendara lain. Ketika berkendara, 52,7 persen responden menyatakan sesekali berkendara sambil saling berkirim pesan singkat, lebih besar dari jumlah responden yang mengaku tidak pernah melakukannya sebanyak 35,3 persen. Sebanyak 10 persen responden menjawab mereka sering dan hampir selalu berkendara sambil mengirim pesan singkat.
Lembaga Opera Mediaworks dan Mobile Marketing Association (MMA) dalam laporannya akhir 2015 menyebutkan perilaku pengendara di beberapa negara, seperti India, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Australia, dan Indonesia yang menggunakan telepon seluler. Jumlah pengendara di Indonesia yang mengakses situs sosial sebanyak 38 persen.