REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang sesuai standar internasional (Euro 4) dan distribusi yang menjangkau seluruh Indonesia akan mendorong Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk merakit dan memasarkan kendaraan bermesin diesel secara lebih masif.
"Prinsipal sudah siap semua. Bahkan, di luar negeri juga makin banyak yang beralih ke diesel," kata Pembina III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman MR di Jakarta, Senin (9/5).
Sudirman mengatakan sepanjang Pertamina dapat menyediakan solar yang sesuai standar Euro 4 dan distribusi yang bisa tersebar di seluruh Indonesia, maka APM siap merakit dan memasarkan kendaraan bermesin diesel.
Menurut dia, negara tetangga saja sudah jauh lebih besar pangsa pasar kendaraan bermesin diesel dibandingkan kendaraan bermesin bensin. Sementara di Indonesia, pangsa pasarnya baru 20 persen.
"Itu pun hanya kendaraan komersial, seperti truk, bus dan angkutan umum saja," katanya.
Vice President Corporate Communition Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan saat ini Pertamina memasarkan tiga jenis solar untuk kendaraan bermesin diesel, yakni biosolar, Dexlite dan Pertamina Dex. Biosolar memiliki cetane number 48 dan sulfur content maksimal 3.000 ppm.
Dexlite memiliki cetane number minimal 51 dan sulfur content maksimal 1.200 ppm. Sedangkan jenis tertinggi untuk solar adalah Pertamina Dex yang memiliki cetane number 53 dan sulfur content maksimal 300 ppm.
Semakin tinggi angka cetane number, maka kualitas bahan bakar juga semakin baik. Sementara itu, semakin kecil angka sulfur content, emisi gas buang juga semakin ramah lingkungan.