REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airbus Group awal tahun ini memulai proyek Vahana, salah satu garapan A3 di Silicon Valley. Perusahaan ini berencana meluncurkan angkutan umum berupa taksi udara tanpa awak.
"Di Vahana, kami peduli dengan penerbangan pribadi. Pesawat yang kami bangun tidak perlu landasan pacu, bisa dikemudikan sendiri, dan secara otomatis mendeteksi dan menghindari rintangan serta pesawat lain," ujar Kepala Eksekutif A3, Rodin Lyasoff di situs Vahana, seperti dilansir Daily Mail Selasa (25/10).
Pesawat ini didesain untuk membawa penumpang tunggal maupun cargo. Uber berencana menjadikan ini sebagai pesawat penumpang tanpa pilot pertama yang bersertifikasi.
Konsep utama kendaraan ini adalah taksi udara yang akan tinggal landas dan mendarat secara vertikal, seperti helikopter. Pesawat ini memiliki sayap miring dengan masing-masing empat motor listrik. Ada satu ruang untuk satu penumpang yang akan duduk di bawah kanopi yang memendek seperti helm sepeda motor. Tim Vahana berharap akan memiliki prototipe berukuran penuh di udara pada akhir 2017. Pesawat ini rencananya juga kan dipasarkan mulai 2020.
Tahun lalu, Vahana mengumumkan bahwa salah satu projek mereka akan bekerja sama dengan Uber untuk menciptakan model bisnis baru operator helikopter. Perusahaan asal Perancs ini pertama kali menyatakan rencananya untuk menerbangkan taksi Agustus kemarin. Mereka mengatakan, CityAirbus dan penumpang akan dihubungkan dengan telpon pintar (smartphone).
Tantangan terbesar untuk menciptakan taksi CityAirbus adalah menerbangkannya secara otomatis. Pada awalnya, taksi ini masih akan dikendalikan seorang pilot. Pesawat siap beroperasi tanpa pilot ketika regulasi nasional telah mengizinkan. "Banyak teknologi yang dibutuhkan, misalnya baterai, motor penggerak, dan sebagainya," kata Rodin.
Tim Vahana resmi terbentuk Februari lalu. Mereka telah menyepakati desain pesawat yang diinginkan dan mulai melakukan pembangunan serta tes subsistem kendaraan. Airbus juga berencana menciptakan helikopter listrik otomatis dalam proyek yang sama. Produk ini ditargetkan untuk personal maupun komerial.
Airbus berharap dapat melakukan tes penerbangan pertama di Universitas Singapura pada 2017. Pada Februari, perusahaan ini mengumumkan projek baru yang disebut Skyways. Mereka membangun sebuah sistem layanan antar parcel dengan drone yang beroperasi di atas Universitas Singapura. Mereka berharap, dengan demonstrasi penerbangan Skyways yang aman, akan terbentuk kerangka sistem operasional pesawat tanpa awak dan dapat meningkatkan penerimaan penumpang saat uji coba penerbangan.