Kamis 23 Mar 2017 17:30 WIB

Belajar dari Pengalaman MPV

Meski di awal kemunculannya sempat diragukan bakal sukses, LCGC kini menjadi kendaraan favorit keluarga milenial
Foto: dok antara
Meski di awal kemunculannya sempat diragukan bakal sukses, LCGC kini menjadi kendaraan favorit keluarga milenial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkembangnya ekonomi di kota besar telah memicu lahirnya kendaraan serbaguna yang mampu mengakomodir kebutuhan dari daerah ke kota atau sebaliknya. Arus urbanisasi manusia dan barang menjadi latar belakang lahirnya kendaraan serbaguna atau multipurpose vehicle (MPV). 

Kehadiran MPV bermula dari munculnya Colt T100 dan T120 yang dibintangi almarhum Benyamin Sueb. Kebutuhan yang terus meningkat telah merubah penampilan kendaraan barang saat itu menjadi kendaraan yang juga mampu mengangkut penumpang. Tampilan kendaraan masih sederhana, belum ada karoseri, dan produsen juga menjual kendaraan hanya kepalanya saja untuk masuk ke bengkel karoseri.

Namun, dalam perkembanganya masyarakat mulai bicara masalah kualitas. "Mereka mencari merek kuat penjualan dan suku cadang terjamin," kata Yannes Martinus, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung di sela diskusi peluang dan tangangan model MPV 2017 yang digelar Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Kamis (23/3). 

Toyota melalui produk Kijang menjadi salah satu pemain yang paling bertahan sampai kini. Tahun 1985 mulai bicara kualitas karena dari ribuan karoseri yang ada hanya sedkit yang bertahan. Sampai kini harga Kijang bekas masih stabil, artinya kualitas masih menjadi tuntutan. 

Kejayaan mobil MPV dibawah Kijang, dilanjutkan  duet Avana-Xenia tahun 2004. Hal itu telah memicu  inden panjang karena hanya dengan  70 juta rupiah saat itu, ribuan orang berminat meski harus inden berbulan bulan. "Selera masyarakat terhadap MPV tinggi tapi daya beli terbatas,"  kata Yannes.

Keberhasilan MPV karena adanya kebutuhan yang muncul dari bawah dan industri yang bisa memanfaatkan kebutuhan itulah yang akan berhasil. Kini kehadiran LCGC juga tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat perkotaan khususnya generasi milenial. LCGC mulai memakan pasar kendaraan keluarga, namun apabila potensi pasar masih bagus tidak menganggung pasar MPV.

Prilaku masyarakat perkotaan kini hanya kenal keluarga inti. Generasi muda ingin suatu yang baru, tidak suka barang bekas. Begitu keluar produk baru dengan harga terjangkau mereka segera membeli. Hasil survey yang dilakukannya, kendaraan 7 penumpang dipakai terisi penuh hanya 0,3 persen, 67 persen dipakai sendirian. 

Tuntutan lain, kendaraan masa kini harus interkoneksi dengan internet meski harga murah. Fasilitas layar sentuh hendaknya mulai menjadi pelengkap kendaraan LCGC. "Kalau LCGC ingin sukses belajarlah pengalaman dari Kijang," kata Yannes. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement