Rabu 19 Sep 2012 07:04 WIB

Cina Memanas, Produsen Mobil Jepang Hentikan Produksi

Pabrik mobil Toyota di Jepang, ilustrasi
Foto: Business Week
Pabrik mobil Toyota di Jepang, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Honda Motor Co dan Mazda Motor Corp untuk sementara menghentikan produksi mobil di Cina akibat protes anti-Jepang terkait sengketa teritorial antara Tokyo dan Beijing beberapa pekan terakhir.

Nissan Motor Co, Senin, juga menghentikan produksi selama dua hari, menyusul demonstrasi anti-Jepang seperti dikutip Reuters.

Nissan menghentikan produksi di dua pabrik di Cina selatan, Guangzhou dan Zhengzhou, pada Senin dan Selasa, kata dua orang yang akrab dengan masalah tersebut kepada Reuters. "Nissan menghentikan produksi di kota-kota yang menjadi basis protes," kata salah satu sumber.

Toyota Motor Corp mengatakan kantor dan pabrik-pabrik mereka di Cina beroperasi seperti biasa menyusul penyerangan demonstran terhadap bisnis Jepang.

Juru Bicara Toyota Joichi Tachikawa mengatakan Toyota masih memeriksa dealer yang terkena dampak tersebut dan perusahaan belum memerintahkan karyawan Jepang untuk pulang kampung ke Jepang.

Juru Bicara Honda Natsuno Asanuma mengatakan perusahaan menangguhkan produksi di dua pabrik di China selatan, Guangzhou dan Wuhan, pada Selasa dan Rabu.

Asanamua mengatakan Honda memiliki empat pabrik yang dijalankan bersama-sama dengan mitra Cina. Pabrik-pabrik itu memiliki kapasitas produksi sebesar 820.000 unit pertahun.

"Kami memutuskan untuk menghentikan produksi selama dua hari, menyusul suhu ketegangan yang meningkat antara Cina dan Jepang," katanya.

"Dealer kami tidak akan menerima alokasi mobil saat ini," katanya yang merujuk pada serangan pengunjuk rasa ke beberapa toko selama akhir pekan.

Juru Bicara Mazda Natsuno mengatakan Mazda akan menghentikan produksi di pabrik perakitan, Nanjing pada Senin, menyusul memanasnya protes anti-Jepang di negara tersebut.

Sebelumnya Mazda mengoperasikan pabrik perakitan itu bersama dengan Chongqing Changan Automobile Co dan Ford Motor Co. "Pabrik akan ditutup selama empat hari mulai Selasa," kata Oikawa.

Menurut asosiasi dealer Cina, protes kekerasan anti-Jepang yang meletus di China selama akhir pekan dapat menyebabkan kerugian besar terhadap produsen mobil Jepang di pasar otomotif terbesar di dunia daripada bencana alam tahun lalu.

Wakil Sekretaris Jenderal China Automobile Dealers Association Luo Lei mengatakan saat ini banyak dealer mobil di China yang tutup lantaran menjual mobil Jepang, menyusul pengrusakan dan serangan ke beberapa dealer.

Lou menegaskan, "Mereka memboikot barang-barang Jepang, karena sebagian besar warga China tidak akan berani membeli mobil Jepang lantaran masalah keamanan."

"Dampak bencana alam dapat diperbaiki dengan cepat. Sementara kasus ini membutuhkan upaya dan waktu lebih lama untuk menghilangkan sentimen terhadap mobil Jepang," kata Luo yang sedang menghitung kerugian akibat kerusakan.

"Saya telah bekerja di asosiasi selama sepuluh tahun dan masalah ini menciptakan kerugian paling buruk selama ini," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement