REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi pemilik kendaraan bermotor salah satu keluhan mereka adalah tidak adanya tenaga yang memadai dari mesin kendaraan saat melakukan akselerasi.
Hal ini dapat berakibat borosnya bahan bakar karena pembakaran di ruang mesin yang tidak sempurna, emisi gas buang yang tinggi serta kerugian jangka panjang apabila tidak cepat tertangani dengan baik.
Harjaya Desaki, salah seorang pemilik Kijang innova mengaku sempat kecewa dengan kinerja MPV yang dibelinya dari baru sejak 2012 silam. Dalam sebulan dirinya harus merogoh kocek sedikitnya Rp 3 juta untuk biaya BBM Pertamax. Padahal dirinya kerap bepergian ke Cirebon dan wilayah lain dengan mobil kesayangannya itu.
Tidak adanya akselerasi maksimal bisa karena banyak hal. Seperti sistem pengapian yang kurang pas, adanya komponen mesin yang sudah aus, mesin mudah mengelitik, cara mengemudi yang tidak tepat, kondisi lalu lintas yang padat dan lainnya.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah mendatangi bengkel untuk melakukan tune up mesin. Tune up sendiri merupakan upaya memeriksa kondisi mesin kendaraan secara menyeluruh akibat pemakaian terus menerus yang membuat sejumlah komponen aus sehingga perlu prwawatan atau penggantian.
Pola tune up yang dilakukan bisa berupa tune up semisport (TUSS) dan biasa. Untuk TUSS dilakukan dengan cara menurunkan setengah mesin kendaraan untuk dilakukan perbaikan pada cylynder head atas, hingga jalur keluar masuk bahan bakar agar lebih sempurna. "Biasanya yang diganti adalah paking cylinder head dan stel klep, komponen lain bisa diganti tergantung kondisi kendaraan," kata Jasin Stevanus, Praktisi Otomotif Provis Autolab, Ahad (26/1).
Keuntungan dari TUSS antara lain tarikan mesin lebih ringan, tidak adanya getaran pada mesin bahkan bagi kendaraan transmisi manual dapat berjalan dengan putaran mesin rendah dan gigi tinggi tanpa gejala mengelitik atau mesin mati.
Sedangkan untuk tune up biasa bisa dilakukan dengan dua metode. Yakni menyemprot ruang bakar dengan cairan khusus sehingga dapat merontokkan kerak yang menempel pada dinding ruang bakar.
Kerak tersebut setelah rontok disedot untuk dikeluarkan sehingga pembakaran menjadi lebih baik. Pola lain adalah menggunakan dua bahan kimia khusus yang digunakan untuk membersihkan pipa yang dilalui BBM, throttle, injector, klep intake, ruang bakar, nozzle dan lainnya.
Lama pengerjaannya memakan waktu antara 4 hingga 5 hari untuk mesin mobil biasa. Sedangkan untuk mesin berkonvigurasi V bisa mencapai satu pekan. Biaya jasa dan suku cadang berkisar mulai Rp 5 juta hingga belasan juta rupiah tergantung kondisi mesin kendaraan.
Bagi konsumen yang sudah melakukan TUSS maupun tune up biasa dapat memeriksakan kembali kendaraan ke Provis Autolab setelah berjalan sejauh 200 kilometer. "Ini sebagai garansi kami kepada konsumen," katanya.
Hingga kini sudah tidak terhitung jumlah pemilik kendaraan yang mendatangi bengkel Provis untuk meningkatkan performa mesinnya. Tidak sedikit dari mereka yang kembali mendatangi Provis untuk melakukan tune up kendaraan yang baru mereka beli. Konsumen juga dapat mengakses akun instagram Provis Autolab untuk informasi lebih jauh.
Desaki mengaku puas dengan performa Kijang Innova tersebut. Dirinya kini cukup merogoh kocek sekitar Rp 1,5 juta sebulan untuk membeli BBM premium. "Saya ke Lampung hanya sekali isi bensin pulang pergi," katanya sambil tersenyum.
Bagi konsumen yang telah melakukan tune up kendaraan dapat melanjutkan perawatan kendaraan mereka ke bengkel resmi langganan. Karena perbaikan yang dilakukan Provis Autolab tidak mengganti suku cadang ataupun merubah program yang sudah ditetapkan pabrikan kendaraan.